Rabu 24 Jun 2020 17:42 WIB

PBB Kecam Tewasnya Tentara Perdamaian Indonesia di Kongo

PBB menilai penyerangan terhadap misi perdamaian PBB dilakukan oleh pengecut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Prajurit TNI di Kongo (ilustrasi).
Foto: dok. Satgas TNI Konga
Prajurit TNI di Kongo (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- PBB mengecam aksi penyerangan yang menargetkan pasukan Misi Stabilisasi PBB di Republik Demokratik Kongo (Monusco). Satu personel penjaga perdamaian asal Indonesia, yakni Serma Rama Wahyudi tewas dalam insiden tersebut.

"Saya mengutuk keras pembunuhan penjaga perdamaian Monusco asal Indonesia dalam serangan pengecut di wilayah Beni kemarin. Kejahatan ini tidak boleh dibiarkan tanpa hukuman. Saya menegaskan kembali terima kasih saya kepada Indonesia atas dukungan kuatnya untuk PBB dan penjaga perdamaian PBB," kata Kepala Departemen Operasi Perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix melalui akun Twitter pirbadinya pada Selasa (23/6), dikutip laman UN News.

Baca Juga

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Serma Rama Wahyudi dan Pemerintah Indonesia. Dia mengatakan, serangan terhadap pasukan perdamaian PBB merupakan kejahatan perang. Guterres menyerukan Pemerintah Republik Demokratik Kongo untuk menyelidiki kejadian tersebut dan menjerat mereka yang bertanggung jawab.

Dewan Keamanan PBB juga telah meminta agar penyelidikan terkait aksi penyerangan di Beni diselidiki. Dewan Keamanan pun menyatakan belasungkawa kepada keluarga Serma Rama Wahyudi dan Pemerintah Indonesia.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah mengumumkan berpulangnya Serma Rama Wahyudi melalui akun Twitter pribadinya pada Selasa malam. "Duka cita yang mendalam atas berpulangnya Serma Rama Wahyudi, salah satu anggota pasukan perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Kongo," tulisnya.

Retno meminta otoritas Kongo melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke pengadilan. "Penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan," katanya.

Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengatakan, serangan terhadap pasukannya dilancarkan saat mereka terlibat dalam sebuah proyek pembangunan jembatan di daerah Hululu pada Senin (22/6). Dia menduga aksi penyerangan itu dilakukan Pasukan Demokrat Sekutu (ADF).

Selain Serma Rama Wahyudi, terdapat pula beberapa personel yang terluka. Namun saat ini mereka dalam keadaan stabil. Misi penjaga perdamaian PBB telah berada di Kongo sejak 1999. Itu merupakan salah satu operasi pemeliharaan perdamaian terbesar di dunia dengan melibatkan hampir 20 ribu personel.

Mereka diamanatkan untuk melindungi warga sipil dan membantu proses rekonstruksi negara tersebut. Misi penjaga perdamaian PBB telah memainkan peran penting dalam mengorganisasi pemilu demokratis Kongo. Mereka pun telah meluncurkan operasi militer terhadap berbagai kelompok pemberontak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement