Kamis 25 Jun 2020 01:04 WIB

Dana Desa Dukung Wanita Tani Rote Ndao Tanam Bawang

Dana desa digunakan sebagai infrastruktur irigasi tetes lahan bawang merah

Dana desa digunakan sebagai infrastruktur irigasi tetes lahan bawang merah
Foto: Kementan,
Dana desa digunakan sebagai infrastruktur irigasi tetes lahan bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, LOBALAIN -- Budidaya bawang merah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bukanlah perkara mudah, begitu pula di Kabupaten Rote Ndao. Meski begitu kendala lahan kering tidak menghalangi tekad dan semangat kelompok wanita tani (KWT) di Kecamatan Rote Tengah memenuhi kebutuhan bawang merah di Pulau Rote, wilayah paling selatan NKRI.

Irigasi tetes dipilih KWT Paohu di Desa Nggomedia, atas rekomendasi penyuluh BPP Rote Tengah, mendukung pengembunan bawang merah pada lahan tidur 20 hektar, milik anggota KWT. Tenaga kerja untuk instalasi pipa juga didanai KWT Paohu dari iuran 15 anggotanya.

Selain itu, integrasi lintas sektoral menjadi penentu sukses pengembangan pertanian. Begitu juga dengan dana desa dari Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal digelontorkan Pemerintah Desa Nggomedia untuk mendukung infrastruktur irigasi tetes.

"Dinas pertanian kabupaten mengatur denah dan rancang instalasi perpipaan. Penyuluh pertanian memberi bimbingan teknis disertai pendampingan dan pengawalan teknologi budidaya bawang merah di lahan tidur milik KWT Paohu," kata Lorens Loak, Koordinator BPP Rote Tengah di Lobalain, ibukota Rote Ndao, belum lama ini.

Menurutnya, penanaman bawang merah dimulai bulan ini, diharapkan akhir Agustus hingga awal September 2020 sudah panen bawang merah.

Penyuluh Pusat, Yulia Tri di Kementerian Pertanian RI selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian NTT mengatakan langkah BPP Rote Tengah dan KWT Paohu sejalan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.

"Insan pertanian di seluruh Indonesia harus tetap bekerja dan produktif di tengah pandemi Covid-19, untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus menangkal krisis pangan," kata Yulia Tri mengutip Mentan Syahrul.

Instruksi Mentan didukung sosialisasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi setiap kali video conference melalui Agriculture War Room (AWR) memotivasi para petani dan penyuluh untuk manfaatkan lahan tidur, termasuk pekarangan rumah untuk bercocok tanam melalui Family Farming, Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

"Kalau lahan terbatas, lakukan budidaya dengan hidroponik. Manfaatkan limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik. Hemat biaya, tanah subur dan mendukung pelestarian lingkungan sekitar," kata Dedi.

Lorens Laok menambahkan pihaknya merekomendasikan sistem pengembunan dengan irigasi tetes untuk budidaya bawang merah di lahan kering. Kiat mengatasi kendala kesuburan tanah di Pulau Rote, dipasang pipa pralon dan pipa karet berbahan sintetis dipasang membentang lalu dilubangi sebagai pori-pori untuk mengeluarkan air. 

Iirigasi tetes mendukung KWT menanam dan panen bawang merah berkelanjutan asalkan pengembunan dilakukan secara terjadwal untuk menyiram tanaman, dengan memanfaatkan mesin penyedot air (robin).

"Sistem irigasi tetes menghemat air di musim kemarau, khususnya mengatasi debit air sumur sekaligus hemat biaya tenaga kerja untuk menyiram tanaman bawang," kata Lorens Loak.

Cara kerjanya adalah menyimpan cadangan air di torn fiber, katanya, kemudian penyiraman didukung mesin penghisap air untuk diairi ke tanaman, memanfaatkan tekanan gaya gravitasi melalui lubang selang sesuai kebutuhan tanaman. "Bisa juga diatur kebutuhan air dari masing-masing kran yang dibagi pada tiap bedengan," ungkap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement