Kamis 25 Jun 2020 06:28 WIB

2021, NASA akan Luncurkan Pesawat untuk Tabrak Asteroid

Pesawat ruang angkasa DART akan menghalau asteroid menabrak Bumi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid. Ilustrasi
Foto: .
Asteroid. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asteroid selalu ada di sekitar Bumi setiap saat. Tak terkecuali yang mungkin memiliki potensi bahaya bagi umat manusia dan mahluk hidup di planet ini.

Kini, Badan Antariksa Amerika Serikat AS (NASA) memiliki misi DART untuk menghalau asteroid. Pesawat ruang angkasa DART atau singkatan dari Double Asteroid Redirection Test akan diluncurkan pada 2021. Pesawat ini akan menabrak asteroid untuk mencegah asteroid tersebut bertabrakkan dengan Bumi.

Baca Juga

Rencana dalam misi tersebut termasuk menguji kelayakan mendorong asteroid dengan membanting pesawat ruang angkasa langsung ke dalamnya. Target DART adalah pasangan biner asteroid yang terdiri dari asteroid yang lebih besar dan lebih kecil yang secara umum disebut Didymos.

Untuk asteroid yang lebih kecil, ilmuwan menyebutnya sebagai Dimorphos. Dimorphos berarti 'dua bentuk,' mencerminkan status objek ini sebagai benda langit pertama yang memiliki bentuk orbitnya secara signifikan diubah oleh manusia.

Pendekatan rumit

Menabrakkan pesawat ruang angka ke sisi asteroid adalah sesuatu yang rumit. Peluncuran misi pada 2021 dikatakan harus sesuai dengan pendekatan sistem Didymos pada 2022.

Saat itulah, pesawat ruang angkasa DART akan bergerak menabrak asteroid yang lebih kecil. Di sisi lain, para astronom di Bumi mengawasi dengan cermat bagaimana lintasan dapat berubah.

Ide dalam misi ini sedehana. Dimulai dengan penabrak kinetik seperti pesawat ruang angkasa kecil dapat dikerahkan jauh sebelum asteroid yang mengancam Bumi. Ketika menabrak asteroid mungkin akan terjadi perubahan dalam lintasan asteroid sehingga lebih aman tidak menabrak Bumi atau asteroid akan jatuh dengan jarak yang aman.

Itu menjadi salah satu teori terkemuka tentang cara terbaik untuk menghindari serangan asteroid jika benda luar angkasa ini menjadi ancaman bagi Bumi. Namun, cara ini perlu didukung dengan pengamatan atau pendeteksian posisi asteroid yang berpotensi berbahaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement