Jumat 26 Jun 2020 08:10 WIB

Corona Paksa Dunia Pendidikan Manfaatkan Teknologi

Pandemi corona menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Kuliah Online (ilustrasi)
Kuliah Online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Covid-19 berdampak ke dunia pendidikan tinggi karena menghambat belajar mengajar yang dilakukan tatap muka. Namun, mengakselerasi sistem pembelajaran 4.0, dilakukan jarak jauh memanfaatkan teknologi informasi.

Guru Besar University of Applied Science and Arts, Hannover, Germany and Senior Experten Services (SES) Germany, Gerhad Fortwengel menilai, Covid-19 ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan.

Baca Juga

"Seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh," kata Gerhad dalam webinar yang diselenggarakan Fakultas Farmasi UGM bersama ASEAN PharmaNET danSES.

Namun, ia mengingatkan, ada tantangan besar pelaksanaan model pembelajaran jarak jauh. Salah satunya civitas akademika belum terbiasa memakai sistem pembelajaran yang bersifat gabungan dan sepenuhnya dilakukan secara daring.

"Muncul kesulitan karena belum dilatih mengunakan peralatan untuk model pembelajaran jarak jauh. Karenanya, perlu tambahan dukungan dan mentoring untuk menyesuaikan dengan model pembelajaran yang baru ini," ujar Gerhad.

Dekan Fakultas Farmasi UGM Agung Endro Nugroho menyampaikan, pada era 4.0, dunia pendidikan tinggi hadapi tantangan dengan berbagai perubahan yang ada. Lalu, Covid-19 menuntut penyesuaian dalam penyelenggaraan pendidikan.

"Salah satunya mengubah metode pembelajaran luring menjadi daring. Di UGM sejak pertengahan Maret mengganti segala kegiatan akademik dan perkuliahan yang bersifat tatap muka dikelas dengan pembelajaran secara virtual," kata Agung.

Metode pembelajaran secara daring ini disebut masih akan terus dijalankan selama pandemi Covid-19. Tidak cuma perkuliahannya, kondisi serupa turut diterapkan untuk kegiatan praktikum, pelaksanaan tugas akhir dan wisuda.

Untuk mendukung berbagai aktivitas secara daring itu, UGM telah menyiapkan sistem pendukung akademik. Melalui sistem itu dosen bisa mengunggah materi pembelajaran, tugas, dan menciptakan komunitas belajar.

"Dengan sistem ini dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dan melakukan diskusi bersama," ujar Agung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement