Sabtu 27 Jun 2020 17:07 WIB

Arab Saudi Laporkan 3.938 Kasus Baru Covid-19

Saat ini Saudi memiliki 174.577 pasien virus corona dengan kematian 1.474 orang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Jamaah Masjid Al Mirabi mengenakan sarung tangan medis untuk menghindari wabah Covid-19, di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (31/5). Kecuali Kota Makkah, masjid-masjid di Arab Saudi diijinkan kembali untuk berkegiatan mulai hari ini hingga 20 Juni
Foto: AP/Amr Nabil
Jamaah Masjid Al Mirabi mengenakan sarung tangan medis untuk menghindari wabah Covid-19, di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (31/5). Kecuali Kota Makkah, masjid-masjid di Arab Saudi diijinkan kembali untuk berkegiatan mulai hari ini hingga 20 Juni

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Arab Saudi melaporkan 3.938 kasus baru Covid-19 selama 24 terakhir pada Jumat (26/6). Saat ini Saudi memiliki 174.577 pasien virus corona.

Dilaporkan laman Al-Arabiya, Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan, sebagian kasus baru yang dilaporkan berada di Dammam. Terdapat 346 kasus yang tercatat di kota tersebut.

Baca Juga

Sebelumnya sebagian besar kasus baru dilaporkan di Riyadh. Saudi juga melaporkan 46 kematian baru akibat Covid-19. Dengan demikian saat ini korban meninggal di Saudi telah mencapai 1.474 orang.

Pada Senin (22/6) lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi mengatakan negara tersebut akan tetap menyelenggarakan ibadah haji tahun ini. Namun jumlah jamaah dibatasi guna mencegah penyebaran Covid-19. Mereka yang diizinkan menunaikan haji adalah warga, termasuk warga asing dari berbagai negara, yang tinggal di Saudi. 

“Mengingat kelanjutan pandemi dan risiko virus korona menyebar di ruang-ruang ramai dan pertemuan besar, dan penularannya antar-negara, serta peningkatan infeksi rata-rata secara global, telah diputuskan bahwa haji untuk tahun ini akan diadakan di mana jumlah jamaah sangat terbatas dari berbagai kewarganegaraan yang sudah tinggal di Arab Saudi yang dapat menunaikannya,” kata Kemlu Saudi dalam sebuah pernyataan. 

Saudi mengungkapkan keputusan itu diambil guna memastikan pelaksanaan ibadah haji tetap aman. Ia pun akan memantau semua tindakan pencegahan dan penerapan protokol penjarakan sosial guna mencegah adanya penularan Covid-19 di kalangan jamaah.

Pada akhir Februari lalu, Saudi memutuskan menangguhkan sementara kedatangan umat Muslim dari berbagai negara yang ingin melaksanakan umrah. Penangguhan itu pun diberlakukan bagi warga Saudi pada 4 Maret.

Pada pertengahan Maret, Saudi mulai menangguhkan salat berjamaah di masjid. Semua hal itu dilakukan semata-mata untuk mengekang penyebaran Covid-19.  Namun Saudi telah memutuskan mencabut pembatasan sosial di seluruh wilayah negaranya pada Ahad (21/6). Itu menjadi upaya Riyadh untuk kembali menjalani aktivitas normal di tengah pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement