REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 99 warga etnis Rohingya terdampar di kawasan Pantai Seunuddon, Aceh Utara. Kapal mereka ditemukan nelayan sekitar dengan jarak sekitar empat mil dari pesisir pantai dalam kondisi rusak.
Bersama anggota gabungan TNI AL, Polairud, dan Imigrasi, nelayan berusaha menarik mereka ke perairan Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara. Ternyata, di dalam kapal juga terdapat anak-anak. Mereka telah berbulan-bulan terombang-ambing di laut lepas tanpa tahu arah tujuan.
Penanganan para penyintas Rohingya yang berada di Punteut, Kota Lhokseumawe dilakukan sejak Kamis (25/6) sore. Namun hal ini tidak dapat ditangani sendiri oleh warga Aceh sekitar. Pelibatan dan kerjasama antara unsur dan elemen lain dalam penanganan pengungsi ini harus dilakukan.
Sebagai lembaga kemanusiaan yang merespon hal tersebut, Dompet Dhuafa Cabang Aceh turut bersinergi menggulirkan bantuan. Bersama aparat setempat, tim Dompet Dhuafa Aceh berangkat menuju Aceh Utara untuk melakukan tanggap darurat sejak Kamis (25/6) malam.
"Dompet Dhuafa Aceh sejak Kamis malam segera assesment, advokasi dengan Pemda dan lembaga terkait, serta memberikan bantuan kesehatan darurat di lokasi. Kami membawa serta para tim Medis dan Nakes," ujar Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Aceh, dr. Nuril, dikutip di laman resmi Dompet Dhuafa, Ahad (28/6).
Tim media diturunkan untuk memberikan bantuan penanganan kesehatan pengungsi Rohingya. Utamanya bagi lansia, wanita, juga anak-anak. Tak lupa Dompet Dhuafa juga mendirikan Pos Hangat untuk mereka.
Dalam usaha memberikan pertolongan, protokol kesehatan Covid-19 tetap dilakukan oleh tim Medis Dompet Dhuafa Aceh. Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih patut diwaspadai."Seluruh pengungsi Rohingya juga telah menjalani rapid test dan hasil keseluruhannya dinyatakan Non-reaktif," lanjutnya.
Konflik kemanusiaan yang terjadi di Rohingya, membuat warganya meninggalkan negara itu, untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Dompet Dhuafa Aceh mengajak masyarakat mendoakan serta partisipasi dalam donasi untuk memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi Rohingya di Aceh.
Beberapa kebutuhan pokok yang dibutuhkan seperti pendampingan kesehatan anak dan perempuan, paket obat-obatan, juga Hygiene Kit.
Kini, penyintas Rohingya, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, ditempatkan di tempat penampungan sementara di bekas kantor imigrasi. Lokasi ini juga pernah dipakai pada 2016 untuk penampungan sementara para pengungsi.