REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 94 pengungsi dari Rohingya diselamatkan di Aceh, Rabu (24/6) lalu. Selama berhari-hari, mereka berlayar di lautan tanpa kepastian dan di tengah ancaman pandemi Covid-19.
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI), Amirsyah Tambunan, menyebut masyarakat Indonesia bisa saling membantu, gotong royong memenuhi kebutuhan mereka.
"Untuk masyarakat Aceh yang sudah menolong mereka, kita berharap betul kebutuhan sehari-hari para pengungsi ini bisa dipenuhi. Apalagi sekarang dalam kondisi Covid-19," ujar Amirsyah saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (28/6).
Protokol kesehatan Covid-19 disebut tidak boleh dilupakan sembari menolong puluhan pengungsi asal Rohingya, Myanmar ini. Pemerintah dan masyarakat Aceh dinilai merupakan masyarakat yang religius. Bantuan dari mereka diharap dapat meringankan beban bagi para pengungsi ini.
"Semoga Allah SWT memberikan pertolongan bagi semua pihak dan memudahkan dalam memberi pertolongan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari warga Rohingya ini," lanjutnya.
Amirsyah juga menyebut lembaga kemanusiaan atau filantropi Indonesia sudah memberikan perhatian untuk masalah-masalah Rohingya. Dengan adanya kejadian ini, diharap dapat lebih fokus memberikan bantuannya.
Di Indonesia sendiri, tersebar banyak titik yang digunakan sebagai lokasi bagi para pengungsi dunia. Hampir semua provinsi di Indonesia disebut ada pengungsinya.
Pendampingan dan bantuan dari masyarakat dan lembaga kemanusiaan dibutuhkan agar pengungsi ini bisa melanjutkan hidupnya. "Kalau usulan saya, agak mendasar dan sudah pernah diutarakan. Indonesia punya banyak pulau yang tidak berpenghuni. Alangkah baiknya jika ini dimanfaatkan untuk pengungsi," kata dia.
Untuk menjalankan solusi ini, Amirsyah mengaku bukan perkara mudah. Dibutuhkan kebijakan dan koordinasi dari berbagai pemangku kepentingan agar bisa terlaksana dengan baik.
Sebelumnya diberitakan puluhan warga Rohingya terombang-ambing di lautan selama beberapa hari sampai akhirnya bersandar di Aceh, Rabu (24/6). Mereka merupakan korban dari konflik kemanusiaan yang tak kunjung usai menimpa Myanmar.
Kapal itu memuat 94 warga Rohingya, Myanmar. Di dalam kapal, terdapat 15 orang adalah laki-laki dewasa, 49 perempuan dewasa, dan 30 orang anak-anak.
Saat ini, puluhan Muslim Rohingya ini ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Gampong Kuala Lancok, Kecamatan Stamtalira Bayu, Aceh Utara. Mereka ditampung sementara dan menjalani tes cepat Covid-19 untuk memastikan kondisi kesehatan mereka di tengah pandemi sekarang ini. Kebutuhan makan mereka pun dipenuhi.
Kementerian Luar (Kemlu) Negeri Indonesia dalam keterangan resminya menyebut keputusan menyelamatkan puluhan orang itu atas dasar kemanusiaan. Kondisi para pengungsi dinilai memprihatinkan dan dapat membahayakan jiwa mereka.
"Para pengungsi saat ini ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhoksemauwe, Aceh. Fokus utama sekarang adalah pemenuhan kebutuhan dasar, pemberian penampungan sementara, dan pelayanan kesehatan. Hal-hal tersebut dilakukan dengan memastikan berlakunya protokol kesehatan guna mencegah penularan virus Covid-19 di kalangan migran etnis Rohingya," tulis Kemlu dalam situs resminya.