Sejumlah anak-anak pengungsi etnis Rohingya berteriak lepas saat dalam kegiatan terapi trauma healing di tempat penampungan bekas gedung imigrasi, Punteuet, Lhokkseumawe, Aceh, Rabu (1/7/2020). Berbagai kegiatan bersifat mendidik dan menghibur dilakukan para relawan untuk memulihkan kondisi psikologis dan menghilangkan trauma anak-anak Rohingya setelah terobang-ambing di lautan hingga terdampar ke Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad/aww. (FOTO : ANTARA FOTO/RAHMAD)
Seorang pengungsi etnis rohingya mandi dengan air yang dipasok mobil tangki bantuan di tempat penampungan bekas gedung imigrasi, Punteuet, Lhokkseumawe, Aceh, Rabu (1/7/2020). Kondisi tempat penampungan 99 orang pengungsi rohingya itu terkedala keterbatasan air bersih terutama untuk kebutuhan MCK, dan bersuci (wudhu). (FOTO : Antara/Rahmad)
Seorang pengungsi etnis rohingya mandi dengan air yang dipasok mobil tangki bantuan di tempat penampungan bekas gedung imigrasi, Punteuet, Lhokkseumawe, Aceh, Rabu (1/7/2020). Kondisi tempat penampungan 99 orang pengungsi rohingya itu terkedala keterbatasan air bersih terutama untuk kebutuhan MCK, dan bersuci (wudhu). (FOTO : Antara/Rahmad)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, PUNTEUET -- Sejumlah anak-anak pengungsi etnis Rohingya berteriak lepas saat dalam kegiatan terapi trauma healing di tempat penampungan bekas gedung imigrasi, Punteuet, Lhokkseumawe, Aceh, Rabu (1/7).
Berbagai kegiatan bersifat mendidik dan menghibur dilakukan para relawan untuk memulihkan kondisi psikologis dan menghilangkan trauma anak-anak Rohingya setelah terobang-ambing di lautan hingga terdampar ke Aceh. ANTARA
Sementaraitu pengungsi etnis rohingya harus mandi dengan air yang dipasok mobil tangki bantuan di tempat penampungan bekas gedung imigrasi.
Kondisi tempat penampungan 99 orang pengungsi rohingya itu terkedala keterbatasan air bersih terutama untuk kebutuhan MCK, dan bersuci (wudhu).
sumber : Antara Foto
Advertisement