Jumat 03 Jul 2020 00:10 WIB

Angka Kekerasan Anak dan Perempuan di Banjarmasin Tinggi

Penyebab kekerasan terhadap anak atau perempuan rata-rata karena faktor ekonomi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pemeran tampil pada aksi teatrikal kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Penyebab kekerasan terhadap anak atau perempuan rata-rata karena faktor ekonomi. Ilustrasi.
Foto: Antara/Rahmad
Pemeran tampil pada aksi teatrikal kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Penyebab kekerasan terhadap anak atau perempuan rata-rata karena faktor ekonomi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN - Angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Banjarmasin tetap tinggi pada masa pandemi Covid-19. Pernyataan ini diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjarmasin Iwan Fitriadi.

"Data menunjukkan setiap bulan tindak kekerasan terhadap anak/perempuan di Banjarmasin tidak berubah, rata-rata lima kasus termasuk saat pandemi," ucapnya di Banjarmasin, Kamis.

Baca Juga

Penyebab tindak kekerasan itu rata-rata karena permasalahan ekonomi, orang tua menjadi cepat emosi, hingga berbuat kekerasan kepada anak atau suami kepada istri yang sudah keterlaluan.

"Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini ekonomi masyarakat banyak yang turun drastis, hingga agak stres memikirkan kelangsungan hidup. Jadi cepat emosi terhadap anak dan istri, terjadilah tindakan kekerasan," paparnya.

Iwan mengapresiasi masyarakat yang sigap dalam melaporkan adanya kekerasan terhadap anak dan perempuan di lingkungannya hingga dapat ditangani cepat agar tidak sampai menjadi korban jiwa. Sebab, pihaknya kini sangat gencar menyosialisasikan agar segera melapor jika menemui kekerasan terhadap anak dan perempuan. Laporan dapat ditujukan ke instansinya baik secara langsung atau lewat call center 082250453333.

Banyaknya aduan ini bisa dikategorikan positif namun bisa pula berarti negatif. Positifnya adalah sudah banyak masyarakat aktif dalam mengadukan adanya tindakan kekerasan terhadap anak dan perempuan ini. "Negatifnya kekerasan terhadap anak dan perempuan di daerah kita ini terlihat jelas masih banyak," papar Iwan.

Bahkan, kata dia, tidak sedikit yang harus dibawa ke ranah hukum karena tidak ada titik temu untuk berdamai. "Dalam menghadapi masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan kita mengedepankan perdamaian. Tapi kalau tidak bisa, kita serahkan ke ranah hukum," kata Iwan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement