Jumat 03 Jul 2020 14:04 WIB

Luhut: TKA Kerjakan yang tak Bisa Dikerjakan Tenaga Lokal

Industri pengolahan bauksit digunakan untuk memasok material mobil listrik.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong industri pengolahan bauksit, alumina, dan turunannya, guna menambah pasokan material untuk mobil listrik. Hal itu sekaligus mengurangi impor bagi kebutuhan industri dalam negeri.

"Industri ini mengolah bauksit menjadi alumina kita bisa produksi turunannya yang bisa dijadikan untuk badan pesawat, kabel, kawat tembaga, tekstil, alat-alat elektronik dan lain lain. Turunan bauksit, seperti copper, nickel ore, bisa menjadi material untuk memproduksi mobil listrik," katanya di Jakarta, Jumat (3/7).

Pernyataan itu disampaikan Luhut dalam kunjungannya ke PT Bintan Alumina Indonesia di Pulau Bintan, Kamis (2/7). Menurut Luhut, industri alumina juga mengurangi impor kebutuhan kobalt yang selama ini diimpor dari Kongo. Industri yang saat ini menempati kawasan seluas 300 hektare itu rencananya  diperluas hingga 500 hektare dengan investasi saat ini 600 juta dolar AS, dan bisa berkembang sampai 2,5 miliar dolar AS pada 2027.

Inalum, contohnya, selama ini mereka impor dari Australia. Menurut Luhut, biayanya  jauh lebih murah dengan alumina Indonesia. Sehingga industri ini bisa melayani supply chain dalam negeri maupun global. "Selama ini kita tidak pernah tidak impor alumina. Dengan adanya industri ini kita menghentikan ekspor bauksit, mengurangi impor alumina. Karena kebutuhan alumina selama ini selalu ekspor," kata Luhut.