REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menanggapi positif aksi marah-marah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disertai ancaman reshuffle menteri di kabinet Indonesia Maju. Gerindra mengklaim kinerja menterinya maksimal.
"Pak Presiden bukan ancam mengancam. Ya soal apa namanya, penilaian atau evaluasi kita serahkan kepada presiden yang mengangkat para menteri," kata Dasco di Senayan, Jakarta, Jumat (3/7).
Ada dua orang Gerindra yang duduk di kabinet Jokowi. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan. Kemudian, kader Gerindra lainnya, Edhy Prabowo menjadi menteri Kelautan dan Perikanan.
Dasco meyakini, dua politikus Gerindra yang duduk sebagai menteri itu bekerja dengan maksimal. "Gerindra sendiri merasa menteri kami yang di kabinet sudah melakukan kerja maksimal," ujar Wakil Ketua DPR itu.
Meski demikian, Dasco juga tak menjamin apakah Jokowi akan melakukan reshuffle atau tidak. Seperti parpol pendukung Jokowi lainnya, Gerindra juga menyebut reshuffle merupakan hak prerogatif Joko Widodo.
Presiden Jokowi mulai mengeluarkan wacana perombakan kabinet setelah menganggap para menteri tidak bisa bekerja cepat dan di luar kebiasaan dalam penanganan pandemi Covid-19. Penanganan yang dimaksud tak hanya dari aspek kesehatan, namun juga dalam perekonomian dan penyaluran bantuan sosial.
Namun, pernyataan yang disampaikan dalam sambutan Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6) belum diketahui tindak lanjutnya.