Jumat 03 Jul 2020 18:32 WIB

Kota Malang Siapkan Rumah Isolasi Pasien Positif Covid-19 

Rumah isolasi menyediakan banyak ruang poli dan sejumlah tenaga medis yang dilengkapi

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemkot Malang telah menyiapkan rumah isolasi khusus pasien Covid-19 di Balai Diklat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Sejumlah sarana dan prasarana telah tersedia di gedung yang berada di Jalan Kawi, Kota Malang itu.

Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko sudah melakukan peninjauan persiapan rumah isolasi pasien positif Covid-19, Jumat (3/7). Tempat tersebut menyediakan banyak ruang poli dan sejumlah tenaga medis yang dilengkapi alat pelindung diri (APD). Bahkan, peralatan untuk merawat pasien juga telah tersedia dengan baik.

"Kita sudah cek secara langsug mulai dari simulasi pasien datang, diterima di tempat penerimaan pasien, masuk ke ruang poli disambut tenaga medis lengkap dengan APD dan dilakukan pemeriksaan. Kemudian baru ditempatkan di kamar berapa mereka menginap dan diisolasi," kata pria disapa Bung Edi ini kepada wartawan di Gedung BPSDM, Kota Malang, Jumat (3/7).

Rumah isolasi setidaknya telah memiliki 16 kamar tidur di lantai satu. Sementara di lantai dua, Bung Edi memperkirakan jumlahnya sekitar 30 kamar tidur. Ada pula kamera pengawas di beberapa titik dan tempat istirahat untuk tenaga medis. 

Bung Edi memastikan, sarana kamar mandi dan tempat cuci tangan di rumah isolasi sudah layak digunakan. Rumah isolasi juga menyediakan alat mandi untuk pasien Covid-19. Bahkan, dia memastikan, para pasien akan memperoleh makanan sebanyak tiga kali sehari.

"Kesiapannya sudah bagus dan kita akan lakukan langkah-langkah untuk kegiatan operasi gabungan dan kaitan siapa saja yang harus ditempatkan di Jalan Kawi ini," ujarnya.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Malang, Dokter Umar Usman menambahkan, rumah isolasi pada dasarnya sebagai tempat antisipasi pasien positif Covid-19. Terlebih saat ini jumlah kasus konfirmasi corona di Kota Malang terus bertambah. Keberadaan fasilitas ini setidaknya bisa mengurangi beban rumah sakit.

Menurut Umar, RSUD Kota Malang sebenarnya bukan rumah sakit rujukan Covid-19. Tempatnya lebih ditunjukkan sebagai rumah sakit darurat virus corona. Itu artinya, rumah sakitnya hanya bisa menerima pasien dengan gejala ringan dan sedang. 

"Kalau yang sedang dan berat ke RSSA (RS Saiful Anwar). Jadi kita (merawat pasien gejala) ringan dan sedang. Karena petugas kita masih kurang, spesialis kita kurang, jadi kita sudah berkoordinasi dengan RSSA. Kita dididik oleh RSSA," ucap Umar.

Saat ini RSUD Kota Malang memiliki kapasitas 25 kamar tidur. Lalu akan ditambah lima kamar tidur lagi dalam waktu dekat. Ketersediaan tenaga medis juga akan dioptimalkan mengingat jumlahnya masih sangat terbatas. 

Tenaga medis di RSUD Kota Malang sebenarnya hanya bisa merawat 10 pasien secara optimal. Namun saat ini jumlah pasien Covid-19 di tempatnya telah melebihi batas. Tercatat, sebanyak 200-an pasien dirawat, baik terkonfirmasi positif maupun PDP di RSUD Kota Malang,

Di pekan ini, RSUD Kota Malang sudah mendapatkan bantuan tambahan tenaga medis dari Yonkes TNI. "Termasuk diinstruksikan pemkot untuk mengelola ruang isolasi di Jalan Kawi ini, sehingga tenaganya dari RS itu ditambah oleh Yonkes. Di isolasi ini juga ditambah oleh Yonkes," katanya.

Kasus positif Covid-19 di Kota Malang telah mencapai angka 217 orang, Kamis (2/7). Kemudian untuk angka Pasien dalam Pengawasan (PDP) tercatat 391 jiwa. Adapun total Orang dalam Pemantauan (ODP) di Kota Malang sebanyak 994 warga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement