Ahad 05 Jul 2020 06:29 WIB

Pada Juni 2020, Sumbar Deflasi 0,61 Persen

Deflasi di Sumbar selama periode Juni 2020 terutama berasal dari kelompok makanan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Warga memadati Pasar Raya di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (23/5/2020). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan pada periode Juni 2020, Sumbar mengalami defalasi sebesar  0,61 persen month to month (mtm).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Warga memadati Pasar Raya di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (23/5/2020). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan pada periode Juni 2020, Sumbar mengalami defalasi sebesar 0,61 persen month to month (mtm).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan pada periode Juni 2020, Sumbar mengalami defalasi sebesar  0,61 persen month to month (mtm). Angka ini menurun dibandingkan periode Juni 2019 lalu di mana Sumbar mengalami inflasi sebesar 0,63 persen mtm.

"Laju inflasi Sumatera Barat pada Juni 2020 tersebut tercatat berada di bawah realisasi inflasi nasional sebesar 0,18 persen mtm dan realisasi inflasi Kawasan Sumatera sebesar 0,05 persen mtm," kata Wahyu, melalui siaran pers, Sabtu (5/7).

Wahyu menyebut secara tahunan pergerakan harga pada Juni 2020 menunjukkan inflasi sebesar 0,18 persen year on year (yoy) atau menurun dibandingkan realisasi inflasi Mei 2020 yang sebesar 1,28 persen (yoy). Nilai inflasi tahunan Sumatera Barat ini tercatat lebih rendah dari realisasi inflasi nasional sebesar 1,96 persen (yoy) dan dibandingkan realisasi Kawasan Sumatera sebesar 0,69 persen (yoy). 

Deflasi yang terjadi di Sumbar selama periode Juni 2020 terutama berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi dengan andil 0,12 persen (mtm). Hal ini karena didorong oleh penurunan harga berbagai komoditas bahan makanan antara lain bawang merah, cabai merah, bawang putih dan gula pasir dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,15 persen (mtm), 0,06 persen (mtm), 0,03 persen (mtm) dan 0,03 persen mtm.

"Penurunan harga komoditas pada kelompok makanan, minuman dan tembakau didorong oleh melimpahnya pasokan seiring masa panen di berbagai wilayah di Sumatera Barat," ucap Wahyu.

Sementara itu, beberapa komoditas penyumbang inflasi di kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain daging ayam ras, ikan gembolo/ikan aso-aso dan telur ayam ras yang menyumbang inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,18 persen (mtm), 0,03 persen (mtm) dan 0,02 persen (mtm). Peningkatan harga daging ayam ras, ikan gembolo/ikan aso-aso dan telur ayam ras didorong oleh peningkatan permintaan dan kurangnya pasokan di masyarakat.

Kelompok lain yang turut menyumbang deflasi pada bulan Juni 2020 di Sumbar yaitu kelompok transportasi serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,08 persen (mtm) dan 0,03 persen (mtm). Deflasi pada kelompok transportasi terutama disumbang oleh penurunan tarif angkutan udara dan tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi sebesar 0,06 persen  (mtm) dan 0,05 persen (mtm).

Di sisi lain, tekanan inflasi pada Juni 2020 berasal dari inflasi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen (mtm). Hal ini didorong oleh peningkatan harga nasi dengan lauk seiring mulai dibukanya restoran setelah pemberlakuan kebijakan new normal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement