REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (KPBI) meneken kerja sama pembelian dan penjualan kembali (repo) resi gudang dengan PT Asia Sejahtera Mina Tbk. Proses perjanjian kerja sama dilakukan pada Jumat (3/6) di Jakarta oleh Direktur Utama KPBI Yose Skundarisa dan Direktur Keuangan PT Asia Sejahtera Mina Tbk Agnes Kristina.
"Dalam kerja sama ini, KPBI menyepakati plafon maksimal pembelian dan penjualan kembali yaitu sebesar Rp 4 miliar atas resi gudang rumput laut yang dimiliki PT Asia Sejahtera Mina Tbk," ujar Direktur Utama PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (6/7).
Fajar menyampaikan resi gudang komoditas rumput laut mulai menunjukkan gairah di tengah masyarakat. Instrumen yang merupakan dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang ini kini mulai dikerja samakan dari pemilik resi gudang dengan korporasi lain.
Fajar mengatakan kerja sama yang dilakukan anak usaha KBI ini harus dilihat dari kacamata yang lebih besar, yaitu dalam upaya untuk meningkatkan ekosistem bisnis dalam sistem resi gudang.
"Apa yang dikerjasamakan ini ada di sektor hilir dari Sistem Resi Gudang, di mana anak usaha KBI melakukan pembelian dan penjualan kembali dengan pemilik resi gudang," ucap Fajar.
Fajar berharap kerja sama ini mampu mendorong penyerapan di sektor hulu dari sistem resi gudang yaitu para nelayan rumput laut, serta menjadi daya tarik yang mana pemilik komoditas lain tergerak menempatkan komoditasnya ke dalam sistem resi gudang. Fajar menilai sistem resi gudang merupakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi para nelayan rumput laut karena stabilitas harga akan terjaga.
"Ke depan, kami akan terus mendorong anak usaha membuka aliansi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait repo resi gudang, tidak hanya di komoditas rumput laut, tapi juga di komoditas-komoditas lain," lanjut Fajar.
Fajar melihat pertumbuhan resi gudang di Indonesia cukup baik dan mekanisme repo ini bisa dimanfaatkan para pemilik resi gudang untuk mendapatkan pendaanaan atas resi gudang yang mereka miliki. Selain itu, Kliring Berjangka sebagai induk usaha akan terus mendorong kinerja anak usahabsehingga mampu menjadi salah satu mesin pertumbuhan yang mendukung lini bisnis utama di induk usaha, yaitu di sektor perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik serta sistem resi gudang.
Fajar menyampaikan, berdasarkan data Kliring Berjangka Indonesia yang berperan sebagai pusat registrasi resi gudang, selama Januari hingga Mei 2020 tercatat penerbitan empat resi gudang dengan volume 438.450 kg dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 192 juta. Sedangkan pada 2019, jumlah resi gudang yang terbut sebanyak 24 dengan volume 1.515.340 Kg, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 10.867.755.
Fajar menambahkan jumlah resi gudang rumput laut diproyeksikan akan terus tumbuh. Selain potensi besar rumput laut yang ada di Indonesia, masyarakat juga sudah mulai memahami manfaat dari sistem resi gudang ini.
"Kami bersama pemangku kepentingan lain di sektor ini terus melakukan sosialisasi terkait pemanfaatan resi gudang ini kepada masyarakat," kata Fajar menambahkan.