Senin 06 Jul 2020 16:50 WIB

Banyumas Kembali Fungsikan GOR Sebagai Tempat Karantina

Kasu positif Covid 19 di Banyumas mengalami kenaikan selama penerapan new normal.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang pekerja menata kasur dalam ruangan karantina pemudik di GOR. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Seorang pekerja menata kasur dalam ruangan karantina pemudik di GOR. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas kembali menfungsikan beberapa gedung olah raga di GOR Satria, sebagai tempat karantina. Hal ini menyusul adanya kenaikan jumlah pasien terkonfirmasi Covid 19, sejak beberapa hari terakhir.

''Setelah beberapa hari kita menerapkan tatanan new normal, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid 19, ternyata mengalami kenaikan,'' jelas Bupati Achmad Husein, Senin (6/7).

Bupati tidak menyebutkan berapa temuan kasus yang disebutkan mengalami lonjakan. Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid 19 per 5 Juli 2020, berjumlah 14 orang. Jumlah ini sama dengan posisi pada 5 Juni 2020.

Sebelumnya, jumlah pasien Covid 19 yang dirawat di rumah sakit sempat mengalami penurunan signifikan. Setelah ada sebanyak 14 pasien pada 5 Juni, jumlah pasien ini terus menurun hingga pada tanggal 28 Juni hanya tersisa 7 pasien. Jumlah pasien ini bertahan hingga 1 Juli 2020, kemudian berangsur-angsur mengalami kenaikan hingga 14 pasien pada 5 Juli 2020.

Sejauh ini, Bupati tidak menyebutkan apakah kenaikan jumlah pasien terkonfirmasi positif ini merujuk pada data tersebut atau tidak. Dia hanya menyebutkan, kenaikan jumlah pasien terkonfirmasi positif saat ini lebih didominasi kalangan OTG (Orang Tanpa Gejala).

''Kondisi ini berbeda dengan kondisi sebulan lalu yang memang lebih didominasi pasien yang memang menunjukkan gejala sakit,'' katanya.

Mengenai pasien OTG ini, Bupati Banyumas sebelumnya menyebutkan sejak pekan kemarin ada tambahan 5 pasien terkonfirmasi positif namun tidak menunjukkan gejala. Dua pasien ditemukan pada Kamis (2/7), dan tiga pasien positif lagi ditemukan pada Ahad (5/7).

Dua pasien diketahui positif Covid 19 setelah keduanya melakukan test PCR secara mandiri di laboratorium yang ada di Purwokerto, sedangkan tiga pasien ditemukan berdasarkan hasil tracing pasien positif yang ditemukan sebelumnya. ''Kelima pasien baru ini, tidak menunjukkan gejala sakit alias OTG,'' jelas Bupati.

Lebih dari itu, sejak akhir pekan lalu Pemkab Banyumas juga melakukan test swab massal dengan target 24 ribu warga. Dengan jumlah sasaran sebanyak itu, Bupati berharap hasil test bisa mewakili kondisi sebenarnya perkembangan penyakit Covid 19 di Banyumas. Namun sejauh ini, Bupati belum mengungkapkan hasil sementara pelaksanaan test swab massal tersebut.

Mengenai difungsikannya kembali GOR Satria sebagai tempat karantina, Bupati menyatakan, tempat karantina itu dimaksudkan untuk menampung pendatang yang masuk wilayah Kabupaten Banyumas. ''Semua orang yang datang ke Banyumas akan kita karantina lagi di GOR. Mereka kemudian akan kita lakukan test swab,'' jelasnya.

''Pendatang akan kita karantina 2-3 hari di GOR. Kalau hasilnya positif, kita akan kirim ke tempat karantina di Baturraden. Tapi kalau hasilnya negatif, kita izinkan pulang,'' katanya.

Beberapa gedung di kompleks GOR Satria sebelumnya, juga sempat digunakan sebagai tempat karantina para pendatang. Namun seiring dengan makin menurunnya jumlah pasien, fungsi karantina di GOR dihentikan pada awal Juni 2020 lalu. 

Selain menfungsikan kembali GOR sebagai tempat karantina, Bupati menyatakan, Pemkab akan mengintensifkan kembali kerja satgas Covid-19 tingkat desa yang sejak diberlakukannya tatanan new normal mulai terasa kendor. ''Kita akan minta agar satgas Covid tingkat desa untuk aktif kembali,'' katanya.

Bupati juga menyatakan, adanya kenaikan kembali kasus Covid 19 di Banyumas, agar disikapi masyarakat di Kabupaten Banyumas dengan sikap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. ''Masyarakat Banyumas jangan terjebak dalam euforia saat kasusnya sudah turun. Memang kemarin sempat turun, tapi belakangan ternyata melonjak lagi,'' katanya.

Salah satu yang harus diperhatikan masyarakat, mengenai physical distancing. Bupati menilai, ketaatan masyarakat terhadap protokol jaga jarak ini, belakangan mulai kendor. ''Contohnya seperti kondisi di Alun-alun Kota Purwokerto. Hampir setiap malam dan hari minggu, kondisi alun-alun Purwokerto selalu dipadati pengunjung. Terutama pesepeda,'' katanya.

Untuk itu, Bupati menyatakan, ke depan pihaknya akan menerjunkan petugas satpol PP di alun-alun. ''Mereka yang berkerumun di alun-alun tanpa mengenakan masker dan memperhatikan jarak, akan ditegur petugas Satpol PP,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement