REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Dakwah Nabi Muhammad SAW kerap menemui tantangan. Nabi kerap ditolak dan dikucilkan dalam menyiarkan agama Islam, termasuk ketika beliau mencoba berdakwah ke Kota Taif yang kaya raya.
Dalam buku Sejarah Geografi Quran karya Sayid Muzaffaruddin Nadvi disebutkan, Kota Taif merupakan salah satu kota bagian Hijaz. Hijaz sendiri terletak di pantai Laut Merah. Tepat di seberang negeri ini terdapat rangkaian pegunungan yang dikenal sebagai Jabal As-Sarat.
Arus air yang mengalir melalui pegunungan itu menjadikan negeri ini subur. Negeri ini dipenuhi taman serta tanah-tanah pertanian. Bagian tersubur dari daerah ini adalah yang berada di bagian aliran air pantai Laut Merah, sedangkan yang tak terkena aliran air merupakan padang pasir yang tidak mungkin ditanami seperti Jeddah.
Sedangkan Kota Taif sendiri dapat dikategorikan kota yang kaya. Wilayah ini bahkan disebut sebagai ‘surganya Hijaz’. Taif kota yang kaya, tempat orang-orang kaya Hijaz melewatkan musim panas mereka.
Sebelum hijrah, Nabi Muhammad SAW pergi ke Taif untuk menyiarkan Islam namun tak seorang pun mendengarkannya. Namun demikian pada tahun ke-8 Hijriyah, Taif dikepung oleh pasukan Nabi dan pada tahun ke-9 Hijriyah, kepala suku mereka memeluk Islam dan karena keteguhan imannya itu, sang kepala suku dibunuh oleh rakyatnya sendiri.
Tapi ternyata sinar Islam tak padam sampai di situ. Setelah kematian kepala suku yang tidak sia-sia itu, pada tahun yang sama utusan suku menemui Rasulullah SAW dan menyatakan memeluk Islam.