Rabu 08 Jul 2020 17:43 WIB

ACT Salurkan Beras Wakaf ke Buruh di Gunungkidul

Tiga tahun sudah Lasiyo terbaring di tempat tidurnya, tubuhnya lumpuh total.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Logo ACT Aksi Cepat Tanggap
Foto: act
Logo ACT Aksi Cepat Tanggap

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Tiap orang ditakdirkan mencari rezeki dari jalan yang berbeda, dan di tengah kerap ada ujian menghadang. Itu dijalani Lasiyo (45 tahun), buruh bangunan yang mengalami peristiwa pahit tiga tahun lalu dan mengubah hidupnya.

Niat diri mencari nafkah untuk keluarga, cobaan datang menerpa. Saat bekerja memperbaiki instalasi listrik di Kota Yogyakarta, tidak sengaja tangan Lasiyo memegang kawat listrik bertegangan tinggi, dan sampai tersengat cukup lama.

Bahkan, begitu lamanya kabel tegangan tinggi itu menempel di tangannya, sampai lengannya menjadi lengket. Segera setelah kejadian itu, buruh-buruh bangunan lainnya menolong dan melarikan Lasiyo ke rumah sakit terdekat.

"Syukur alhamdulillah, Allah memberi jalan hidup, walau kenyataan pahit harus diterima yaitu tangan kirinya harus diamputasi," kata Relawan ACT DIY, Sigit, usai mengunjungi kediaman Lasiyo.

Tiga tahun sudah Lasiyo terbaring di tempat tidurnya, tubuhnya lumpuh total, dan hanya bisa bicara sekadarnya. Sejak tersengat listrik, dokter mengatakan syaraf-syaraf otaknya mati, dan kini tinggal bersama istri dan tiga anaknya.

Keluarganya tergolong kurang mampu, dan sekarang istrinya menjadi tulang punggung keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, istrinya kini bertani sawah tegalan yang kadang ditanami kacang, jagung atau singkong.

"Anak yang pertama saya sudah lulus SMA, dan jadi buruh pabrik di Yogyakarta untuk membantu ekonomi keluarga, dua adiknya masih sekolah SD dan SMP," ujar Sukati, istri Lasiyo.

Hingga kini, tubuh Lasiyo masih lumpuh total, bahkan untuk keperluan ke kamar mandi dia harus dibantu atau dibopong anak dan istrinya. Selama ini, tetangga dan komunitas masjid setempat beberapa kali memberi bantuan ke keluarganya.

"Walaupun tidak banyak berharap dapat membantu ekonomi keluarga pak Lasiyo," kata Sigit, menambahkan.

Pekan lalu, Tim Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY berkunjung ke rumahnya di RT 14 RW 03 Dusun Dawung, Kelurahan Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Serta, menyalurkan bantuan beras wakaf untuk keluarga Lasiyo.

"Insya Allah kami akan upayakan bantuan lanjutan untuk Pak Lasiyo, agar bisa meringankan beban hidup beliau," ujar Sigit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement