REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meyakini warga yang tinggal di sekitar lereng Gunung Merapi lebih memahami bahaya erupsi yang berpotensi terjadi di sekitar mereka. "Mereka tidak usah diajari, apalagi yang mengajari orang kota enggak mengerti. Dia (warga Merapi) yang lebih mengerti," kata Sultan HB X di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis.
Menurut Sultan, dibandingkan dahulu, aktivitas Gunung Merapi saat ini sudah berubah. Jika terjadi erupsi, menurutnya, magma yang dikeluarkan memiliki jarak luncur yang terbatas. "Biarpun punya aktivitas mengeluarkan magma, tapi kan akhirnya araknya terbatas dan tetap di atas," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.
Sultan menilai selama ini warga di lereng Gunung Merapi telah memiliki kesiapan diri yang bagus ketika sewaktu-waktu terjadi bencana. Menurut dia, warga Merapi tidak pernah meletakkan barang-barang berharga di lemari melainkan dibungkus beserta pakaian ganti yang setiap saat bisa segera dibawa saat harus mengevakuasi diri.
"Jadi surat berharga seperti surat tanah, emas, uang itu sudah ditaruh di kain yang diikat. Tinggal itu yang dibawa pergi, yang lainnya ditinggal," kata dia.