REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Tebar Hewan Kurban (THK) yang dimiliki Dompet Dhuafa berupaya memasarkan qurban secara daring. Sejak pertengahan April lalu, sudah lebih dari 3.000 ekor domba/kambing serta 100 ekor sapi yang terjual.
"Gairah berqurban semakin tinggi, juga di antara anak-anak muda milenial, dan kecenderungan mereka memilih hewan qurban terbaik. Alhamdulillaah," kata Ketua THK Dompet Dhuafa Zainal Abidin Sidik.
Menurut dia, terjadi perubahan tren dalam memilih hewan qurban. Bila tahun-tahun sebelumnya pequrban lebih banyak mencari jenis hewan qurban standar, pada tahun ini justru hewan qurban premium lebih banyak dicari pequrban. Bahkan, menurut dia, setelah stok hewan qurban jenis domba/kambing premium telah habis terjual, terjadi peningkatan pembelian pada hewan qurban medium. Menurut Zainal, saat ini total domba/kambing medium yang tersisa hanya 200 ekor.
THK Dompet Dhuafa juga masih mempunyai stok domba/kambing standar lebih dari 20 ribu ekor. Ia mengungkapkan, dalam situasi pandemi saat ini TKH Dompet Dhuafa lebih banyak memasarkan se cara daring. Tahun ini THK Dompet Dhuafa menyiapkan 30 ribu ekor dom ba/kambing dalam tiga kategori, yaitu standar (23-28 kg), medium (29-34 kg), dan premium (lebih dari 35 kg). THK juga menyiapkan seribu ekor sapi.
Zonasi penyaluran daging qurban dibagi. Domba atau kambing dialokasikan un tuk wilayah penyebaran di Pulau Jawa, sedangkan sapi untuk di luar Pulau Jawa. Zainal mengatakan, THK Dompet Dhuafa berupaya menghindari penyembelihan di kota besar, dengan mempertimbangkan keberadaan mustahik yang lebih banyak di pedesaan.
Menurut dia, dengan keberadaan kantor perwakilan Dompet Dhuafa di 200 kota/kabupaten, setiap cabang juga menyediakan dan menyembelih hewan qurban secara mandiri sehingga bisa menebar manfaat di seluruh negeri.
Zainal juga mengungkapkan, THK Dompet Dhuafa memastikan standar berat hewan qurban setiap kategori. Selain sehat, hewan qurban dipastikan tidak cacat. THK Dompet Dhuafa juga memastikan yang disembelih adalah hewan jantan.
Hal serupa juga dilakukan Global Qur ban yang merupakan program qurban dari lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT). Vice President Global Qurban, H a fidz T Mas'ud, mengatakan, dengan memanfaatkan teknologi, bersedekah terma suk berqurban tetap bisa dilakukan meski di tengah pandemi.
"Empati menjadi penggerak utama kegiatan bersedekah. Di era keterbatasan fisik, sedekah tetap bisa dilakukan jarak jauh dengan bantuan teknologi," kata Ha fidz.
Hafidz menjelaskan, esensi qurban sebagai pembuktian ketakwaan sekaligus menjadi jembatan silaturahim makin mudah dengan kehadiran teknologi digital. Menurut dia, kini qurban tidak hanya bisa dinikmati oleh tetangga atau masyarakat dekat masjid, tetapi juga bisa menjangkau masyarakat di sejumlah pelosok daerah yang hanya jarang menikmati daging qurban. Tak hanya di Indonesia, Global Qurban juga mendistribusikan daging kur ban ke warga di sejumlah negara lainnya yang dilanda krisis, baik karena bencana alam maupun konflik kemanusiaan.