REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani mengutuk keputusan Turki yang mengubah status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Menurut Yunani, perubahan status tersebut akan memiliki dampak terhadap hubungan antara kedua negara, dan hubungan antara Turki dengan Uni Eropa.
"Yunani mengutuk keputusan Turki untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Ini adalah pilihan yang menyinggung semua orang yang mengakui monumen itu sebagai Situs Warisan Dunia. Dan tentu saja itu tidak hanya memengaruhi hubungan antara Turki dan Yunani, tetapi juga hubungannya dengan Uni Eropa," ujar kantor Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis dalam sebuah pernyataan, Sabtu (11/7).
Pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934, yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum. Langkah ini membuka jalan bagi Hagia Sophia agar digunakan kembali sebagai masjid setelah 85 tahun.
Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan mengatakan, shalat Jumat pertama di Hagia Sophia akan digelar pada 24 Juli mendatang. Dia menegaskan, perubahan status Hagia Sophia tidak akan menghapus warisan budaya umat manusia.
Sementara itu, UNESCO mengatakan, Komite Warisan Dunia akan meninjau status Hagia Sophia. UNESCO menyatakan, keputusan Turki menimbulkan pertanyaan tentang dampak pada nilai universal Hagia Sophia sebagai situs penting.