Senin 13 Jul 2020 06:57 WIB

Renovasi Stasiun Jatinegara tak Hilangkan Status Heritage

Penumpang mendukung renovasi Stasiun Jatinegara menjadi lebih modern.

Rangkaian KRL Commuter Line berhenti di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
Foto: Meiliza Laveda
Rangkaian KRL Commuter Line berhenti di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Meiliza Laveda

Suasana di depan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur ramai dipadati kendaraan yang berlalu-lalang. Beberapa ojek pangkalan (opang) menawarkan jasanya kepada penumpang yang baru saja keluar dari stasiun. Bagian luar stasiun masih memperlihatkan ciri khas stasiun sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB).

Seorang penjual koran, Didi (54 tahun) yang biasa menggelar lapak di depan stasiun, kini harus pindah di depan jembatan penyebwrangan. Jembatan tersebut terletak di sebelah kanan stasiun. Didi menuturkan, ia sudah 20 tahun bekerja sebagai loper koran.

Sebelumnya, sekitar 10 tahun yang lalu ia berjualan koran tepat di depan stasiun bersama dengan pedagang kaki lima (PKL) yang lain. Seiring berjalannya waktu, Didi harus pindah demi ketertiban di depan stasiun.

Terkait renovasi yang sedang dilakukan di Stasiun Jatinegara, ia setuju saja. Seperti air mengalir, ia tidak terburu-buru menunggu renovasi selesai. "Kalau direnovasi gitu kan bagus ya buat kebutuhan masyarakat juga," katanya kepada Republika, Kamis (9/7).

Namun, ada hal yang mengganjal di benak Didi. Kendati bagus diperbaharui, ia khawatir bangunan asli yang melekat menjadi unsur sejarah di Stasiun Jatinegara bisa saja hilang. Menurut Didi, kalau direnovasi, bangunan tua yang dihadirkan di Stasiun Jatinegara  berkurang, tidak sama seperti 20 tahun silam.

Selain itu, ada hal lain yang ditakutkan. Nantinya jika sudah selesai direnovasi, pasti mempengaruhi aktivitasnya berjualan koran. Sebab, sekarang pun ia sudah merasakan. Terkadang Didi diusir petugas untuk pindah tempat. "Sekarang saja saya kadang-kadang diusir. Suruh pindah jualannya enggak di depan jembatan," ungkapnya.

Salah satu penumpang di Stasiun Jatinegara, Putri yang hendak menuju Stasiun Jakarta Kota, mengatakan, ia mendukung renovasi yang dilakukan di stasiun yang dibuka pada 1910 ini. Putri menuturkan, renovasi yang dilakukan lebih kepada mengikuti perkembangan zaman. Sehingga wajar saja jika bangunanya diubah menjadi lebih modern.

"Saya setuju aja kalau ini direnovasi. Malah jadi lebih modern. Engga ninggalin unsur budaya kalau direnovasi. Karena Stasiun Jatinegara memang sudah terkenal dengan image stasiun peninggalan zaman Hindia Belanda," katanya.

Namun, Putri menjelaskan, lebih baik jika kegiatan renovasi yang dilakukan memperhatikan betul keselamatan para penumpang. Seperti perancah (scaffoldings) yang terletak di sekitar pintu masuk stasiun, sangat mengganggu penumpang dan takutnya rentan terkena penumpang.

Penumpang lain, Ayu mengutarakan, memang lebih baik Stasiun Jatinegara direnovasi. Pasalnya, Jatinegara ini merupakan salah satu stasiun yang penumpangnya ramai, tentu jika direnovasi akan memperbaiki fasilitas yang ada.

Ayu menyebut, lebih memilih tampilan stasiun yang modern. Ini dikarenakan akan memperbanyak fasilitas yang akan lebih berguna bagi lansia dan penyandang disabilitas.  "Kalau stasiun direnovasi kan menambah fasilitas juga ya. Itu lebih baik apalagi buat lansia dan disabilitas. Karena selama ini saya melihat bahwa stasiun belum menjadi tempat yang ramah buat mereka," tuturnya.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengatakan kegiatan renovasi yang dilaksanakan di Stasiun Jatinegara ditargetkan tahun ini selesai. Sementara untuk bangunan heritage tidak akan dibongkar karena telah menjadi bangunan cagar budaya.

Adita melanjutkan, mengenai integrasi moda transportasi sedang dikembangkan.  "Tentang integrasi moda memang sedang dikembangkan, tahap awal masih akan seperti kondisi sekarang sambil mempersiapkan infrastruktur untuk integrasi. Nantinya akan ada pengembangan ke arah utara," ujarnya.

Andita menegaskan, renovasi ini masih tahap awal. Ia menyebut nantinya tidak akan ada crossing rel karena perpindahan penumpang melalui lantai atas. Dengan begitu, mengurangi kecelakaan lantaran tidak ada lagi orang tersambar kereta yang sedang lewat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement