REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pelacakan (tracing) terkait petugas medis yang dinyatakan terpapar Covid-19 di Puskesmas Cempaka, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat terus dilakukan. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, kini sudah 69 orang di Kecamatan Karangpawitan diuji usap (swab test).
Humas Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Garut Yeni Yunita mengatakan, pada Senin (13/7) tim sub divisi pencegahan telah melakukan pelacakan pada kontak erat kasus konfirmasi positif Covid-19 yang ditemukan di Puskesmas Cempaka. Sebanyak 69 orang telah dilakukan penyelidikan epidemiologi.
"Dilakukan juga dan pengambilan sampel swab," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (14/7).
Terkait belum masuknya kasus positif terbaru dari Puskesmas Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, ia mengatakan pasien masih belum dijemput oleh petugas medis. Data pasien itu baru akan dimasukkan jika pasien sudah dijemput.
"Saat ini baru ada hasil tes, tapi belum penjemputan (pasien)," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, terdapat dua orang petugas medis dinyatakan positif Covid-19. Satu dari Puskesmas Cempaka, Kecamatan Karangpawitan, dilaporkan pada Ahad (12/7). Sementara satu lain ditemukan pada Senin berasal dari Puskesmas Bagendit, Kecamatan Banyuresmi.
"Kasus terakhir baru diketahui hari ini, padahal diperiksanya tanggal 15 Juni. Hampir satu bulan," kata dia, Senin.
Ihwal kasus terakhir yang berasal dari Puskesmas Bagendit, Helmi menduga pasien tertular di Kabupaten Garut. Sebab, dari penelusuran petugas surveilans diketahui pasien terakhir ini tak pernah ke luar kota.
"Ini terus kita tracing, agar jelas tertular dari mana," kata dia.
Ia menambahkan, dua puskesmas itu untuk sementara dihentikan operasinya. Petugas survailans masih akan melakukan penelusuran kepada para petugas medis lainnya di dua puskesmas itu.
"Kalau hasilnya lama, tutupnya lama. Kasihan masyarakat pelayanan terganggu," kata dia.