Rabu 15 Jul 2020 04:50 WIB

Pertunjukan Boyband Jadi Sumber Penyebaran Covid-19 Jepang

Pejabat kesehatan meminta 800 penonton boyband di Jepang lakukan tes Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebuah spanduk imbauan agar orang-orang tinggal di rumah untuk menekan penyebaran COVID-19 dan pandemi coronavirus di kawasan pertokoan, Tokyo, Jepang. Pejabat kesehatan Tokyo meminta lebih dari 800 penonton untuk melakukan tes Covid-19, Selasa (14/7). Rekomendasi ini setelah pertunjukan anggota boyband Jepang ditemukan menjadi sumber penyebaran dengan sedikitnya 20 kasus infeksi virus Corona baru tersebut.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Sebuah spanduk imbauan agar orang-orang tinggal di rumah untuk menekan penyebaran COVID-19 dan pandemi coronavirus di kawasan pertokoan, Tokyo, Jepang. Pejabat kesehatan Tokyo meminta lebih dari 800 penonton untuk melakukan tes Covid-19, Selasa (14/7). Rekomendasi ini setelah pertunjukan anggota boyband Jepang ditemukan menjadi sumber penyebaran dengan sedikitnya 20 kasus infeksi virus Corona baru tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO  -- Pejabat kesehatan Tokyo meminta lebih dari 800 penonton untuk melakukan tes Covid-19, Selasa (14/7). Rekomendasi ini setelah pertunjukan anggota boyband Jepang ditemukan menjadi sumber penyebaran dengan sedikitnya 20 kasus infeksi virus Corona baru tersebut.

Pemerintah Tokyo mengatakan, sedang memusatkan perhatian pada tempat pertunjukan dengan 190 kursi di Shinjuku. Wilayah ini adalah area hiburan yang sibuk dan rumah bagi salah satu distrik lampu merah terbesar di Asia yang telah menjadi pusat lonjakan infeksi baru-baru ini.

"Sangat penting bahwa kita menjaga kehati-hatian dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut, sementara pada saat yang sama mengejar kegiatan ekonomi," ujar Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga.

Klaster terbaru telah ditelusuri ke Teater Moliere, yang menggelar pertunjukan selama enam hari yang diisi anggota boyband pada awal bulan ini. Pemerintah Tokyo mengatakan, infeksi pertama diketahui terjadi di antara anggotanya pada 6 Juli.

Setelah dilakukan pengujian, 20 kasus terkait acara tersebut pada Senin (13/7) malam. Hasil tersebut membuat pemerintah meminta seluruh pengunjung yang  menghadiri pertunjukan untuk melakukan tes untuk Covid-19.

"Mengikuti sejumlah besar infeksi yang terlihat di antara penonton kami, kami telah diberitahu bahwa semua 800 penonton yang datang untuk melihat pertunjukan telah diidentifikasi sebagai kontak berisiko tinggi," kata produser pertunjukan "Werewolf", Rise Communications di laman situsnya.

Meski Tokyo berjuang untuk menahan penyebaran infeksi, rute perjalanan ke dan dari wilayah ini tetap terbuka. Bandara Internasional Narita berencana untuk membuka kembali landasan pacu keduanya menjelang libur publik minggu depan.

Tokyo melaporkan 143 kasus baru infeksi virus korona pada Selasa. Secara keseluruhan, Jepang telah melaporkan sekitar 23.000 infeksi dan hampir 1.000 kematian terkait. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement