Rabu 15 Jul 2020 19:50 WIB

Menpora Sebut Kesuksesan Wisata Olahraga di Thailand

Negara-negara lain sudah mendorong sport tourism menjadi income untuk negaranya.

Warga berolahraga di kawasan Pantai Jerman, Badung, Bali, Senin (29/6/2020). Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan sejumlah tahapan pembukaan sektor pariwisata di Pulau Dewata yang diawali khusus untuk masyarakat lokal Bali kemudian wisatawan domestik dan tahap terakhir adalah membuka pariwisata untuk wisatawan mancanegara.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warga berolahraga di kawasan Pantai Jerman, Badung, Bali, Senin (29/6/2020). Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan sejumlah tahapan pembukaan sektor pariwisata di Pulau Dewata yang diawali khusus untuk masyarakat lokal Bali kemudian wisatawan domestik dan tahap terakhir adalah membuka pariwisata untuk wisatawan mancanegara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan Indonesia bisa meniru cara Thailand dalam mengembangkan wisata olahraga (sport tourism) yang notabene berhasil menyedot wisatawan asing datang ke Negeri Gajah Putih tersebut.

"Negara-negara lain sudah mendorong sport tourism menjadi income untuk negaranya. Devisa yang masuk juga signifikan, contohnya Thailand," ujar Menpora saat menjadi pembicara webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu (15/7).

Baca Juga

Menpora bercerita saat penyelenggaraan SEA Games Filipina 2019, ia bertemu dengan Menteri Olahraga Thailand. Dalam pertemuan itu, Menteri Olahraga Thailand mengatakan bahwa sport tourism menjadi salah satu penggerak ekonomi yang signifikan.

Mereka sadar bahwa Thailand tidak selamanya bisa mengandalkan wisata hiburan untuk merebut pasar turis selalu datang ke negerinya. Maka dari itu perlu penyegaran agar para wisatawan tetap menjadikan Thailand sebagai destinasi tujuan yakni dengan mengembangkan sport tourism.

"Mereka (Thailand) sampaikan sekarang ketergantungan pada sport tourism sangat luar biasa. Kalau dulu kita kenal orang pariwisata di Thailand hanya hiburan tapi mereka sadar itu tidak bisa mereka andalkan lagi karena persaingan ada di mana-mana dan mereka dorong ke sport tourism," kata dia.

"Mereka menjual paket, misal golf. Untuk bisa main selama beberapa hari, mereka menawarkan paket akomodasi, transportasi dan dia berpariwisata itu dijual serempak dalam satu paket," kata dia.

Cara yang dilakukan negeri tetangga itu, kata Zainudin, bisa diterapkan pula di dalam negeri apalagi Indonesia memiliki berbagai potensi alam yang melimpah.

Indonesia bisa menjual paket-paket wisata disertai pengalaman olahraga seperti arung jeram, naik gunung, panjat tebing, selancar, hingga lari lintas alam. Dengan menawarkan paket tersebut, diyakini wisatawan bakal betah tinggal di Indonesia yang terhubung dengan uang yang dikeluarkan oleh mereka tak sedikit.

"Menurut saya kita ada kelebihan, tempat-tempat kita juga menarik tidak kalah dengan negara tetangga. Mengapa kita tidak berinisiatif membuat itu? Paket arung jeram, paket olahraga petualang, kita paketkan semuanya tapi ada unsur wisatanya," kata dia.

Namun untuk mewujudkan sport tourism, Kemenpora butuh kerja sama lintas kementerian karena pengembangannya bersinggungan dengan berbagai pihak.

"Kita harus kerja sama dengan Kemenparekraf, Kemenko Maritim dan Investasi, Kemenpar. Kemenpora tidak mungkin kerja sendiri menggarap olahraga. Kita sesama pemerintah harus bersinergi agar bisa maju," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement