REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian rumah sakit Amerika Serikat (AS) melaporkan adanya peningkatan jumlah kasus Covid-19 berusia muda. Temuan ini menyangkal anggapan bahwa kelompok usia muda tak bisa mengalami gejala berat akibat Covid-19.
Mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit masih didominasi oleh kelompok berusia yang lebih tua. Akan tetapi, rumah sakit di beberapa negara bagian AS melaporkan ada semakin banyak pasien berusia muda yang dirawat akibat Covid-19.
Dr Michael Seemuller dari AnMed Health mengatakan, banyak orang-orang muda yang merasa bahwa mereka "aman" dan tak akan terkena Covid-19. Sekalipun terkena, mereka beranggapan bahwa kondisinya tak akan berat.
"Dan kemudian mereka terkena dan mereka dirawat di rumah sakit," ungkap Dr Seemuller, seperti dilansir ABC News.
Jumlah pasien Covid-19 berusia muda ini tampak meningkat di banyak negara bagian. Beberapa di antaranya adalah Carolina Selatan, Texas dan Loisiana.
Selain memiliki risiko yang sama terhadap Covid-19, kelompok usia muda juga tak lepas dari risko dampak jangka panjang akibat Covid-19. Beberapa contohnya adalah kerusakan paru dan pembentukan gumpalan darah yang dapat memicu terjadinya serangan jantung atau serta strok ringan atau berat.
"Ada banyak hal yang tak kita ketahui mengenai virus tersebut dan itu tidak aman," papar Louisiana Assistant Health Secretary Dr Alex Billioux.
Dr Matthew Heinz yang bertugas di Tucson telah menghadapi sendiri pasien berusia muda. Heinz mengatakan dia biasanya hanya menerima satu atau dua pasien muda setiap kali ada klaster Covid-19. Namun, dia menerima enam pasien Covid-19 yang masih berusia 20-an tahun dalam satu hari ketika dia bertugas pada Ahad lalu.
"Salah satu pasien berusia 25 tahun yang saya tangani tampak mengerikan kondisinya," jelas Heinz.
Pasien tersebut mengalami gejala flu yang sangat berat. Pasien tersebut bahkan memerlukan sekitar empat sampai lima liter oksigen. Sebelum terkena Covid-19, pasien tersebut merupakan pemuda yang sehat.
Heinz menilai, peningkatan kasus di kalangan kelompok usia muda dipengaruhi oleh cukup banyaknya generasi muda yang masih berkumpul dan bahkan mendatangi pesta. Mereka berkumpul karena merasa "kebal" dari risiko terkena Covid-19.
"Orang-orang pergi keluar sekali, mereka berpikir mereka baik-baik saja karena mereka tidak langsung jath sakit dan akhirnya terus berpergian dan berkumpul," tutur Heinz.
Dengan adanya tren baru seperti ini, konsistensi masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan Covid-19 menjadi sangat penting. Konsistensi masyarakat memiliki pengaruh yang besar untuk membuat perubahan.
"Kita semua mencintai kebebasan, tetapi kebebasan tidak bisa mendahului tanggung jawab," tutur Dr Faisal Masud dari Center for Critical Care di Houston Methodist Hospital.