REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Lazio hanya terpaut satu angka dengan Juventus di puncak klasemen sebelum Serie A dihentikan sementara karena pandemi corona. Namun malapetaka terjadi ketika liga kembali bergulir. Performa mereka justru menurun sehingga harus melorot ke posisi keempat klasemen dengan selisih delapan poin.
Dikutip dari football Italia, Ahad (19/7), ada beberapa catatan tentang Lazio. Setidaknya ada dua faktor yang memengaruhi menurunnya performa mereka yaitu kurangnya kualitas kedalaman skuat dan menurunnya rasa percaya diri. Dua faktor tersebut dinilai berdampak juga kepada pencetak gol terbanyak saat ini, Ciro Immobile yang tak segarang sebelum pandemi.
Menurunnya penampilan Lazio juga tak sepenuhnya perlu dilimpahkan kepada pelatih, Simone Inzaghi. Inzaghi dinilai tak bisa berbuat banyak ketika banyak pemain cedera dan rotasi pemain ternyata bukan solusi menjaga konsistensi. Keterbatasan pemain menjadi sorotan dari penggemar.
Namun fan juga sadar bahwa pemilik klub, Claudio Lotito adalah sosok yang penyelamat klub ini dari kehancuran finansial. Ia juga mampu mengubah klub menjadi klub yang paling stabil di Italia. Hal tersebut tak lepas dari kebijakan hemat transfer.
Lazio memilih mendatangkan pemain-pemain yang kurang dihargai di tempat lain atau liga yang lebih rendah namun memiliki kualitas mempuni. Seperti Adam Marusic atau Sergej Milinkovic-Savic. Kebijakan yang diambil pasti menghasilkan namun juga mendatangkan risiko.
Risikonya adalah mereka barangkali tampil apik di Liga sebelumnya namun mereka belum tentu mudah beradaptasi bermain di liga yang levelnya lebih tinggi. Contohnya Denis Vavro yang didatangkan dari FC Copenhagen musim panas lalu namun tak sesuai dengan ekspektasi.
Nama lainnya adalah Valon Berisha dan Riza Durmizi. Keduanya tak memberikan kontribusi besar kepada tim. Kelemahan Lazio lainnya adalah Lotito yang seringkali menjual pemain-pemain kunci demi uang. Beruntung dia tak menjual Immobile dan Milinkovic-Savic.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana ke depan apabila Lazio menjual pemain bintangnya saat ini?. Harus berpikir panjang jika akan melakukannya. Pasalnya, apabila tampil di Liga Champions dan sejauh mana sebuah klub bertahan di kompetisi elit tersebut jelas akan menambah pendapatan. Tak hanya dari UEFA tapi juga dari sponsor.
Selain itu, Lazio juga akan menjadi tujuan menarik dari pemain kelas wahid. Oleh karena itu patut ditunggu apakah klub akan memperkuat investasi dengan belanja pemain atau menjual pemain yang ada demi meningkatkan kas mereka.
Namun jika Lazio gagal mengambil keuntungan ketika berada di Liga Champions diprediksi akan sulit bagi mereka secara konsisten bertengger di empat besar. Oleh karena itu, Lazio disarankan tak menghapus kebijakan transfer. Mereka harus mendatangkan pemain kelas atas.