Senin 20 Jul 2020 07:34 WIB

Ikappi: 1172 Pedagang Positif Covid-19, 142 Pasar Ditutup

Sebanyak 37 pedagang pasar diketahui telah meninggal dunia akibat Covid-19.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Pamflet penutupan ditutup di depan los pasar Pasar Bantengan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (16/7). Penutupan Pasar Bantengan ini selama tiga hari atau hingga Sabtu (18/7). Hal ini dilakukan usai seorang pedagang terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19. Dan kini dirawat di rumah sakit lapangan Bambanglipuro, Bantul.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pamflet penutupan ditutup di depan los pasar Pasar Bantengan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (16/7). Penutupan Pasar Bantengan ini selama tiga hari atau hingga Sabtu (18/7). Hal ini dilakukan usai seorang pedagang terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19. Dan kini dirawat di rumah sakit lapangan Bambanglipuro, Bantul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat sedikitnya terdapat 1172 kasus positif di 201 pasar yang tersebar di 26 provinsi pada 83 kab/kota secara nasional. Hal tersebut lantas membuat 142 pasar ditutup untuk sementara dalam beberapa bulan terakhir.

"Ikappi mendorong pemerintah daerah lebih aware, sensitif terhadap pasar tradisional. Kebijakan harus bertujuan serta fokus untuk menyelamatkan pedagang dan pengunjung dari ancaman Covid-19," kata Ketua bidang organisasi Ikappi Muhammad Ainun Najib saat dikonfirmasi, Senin (20/7).

Data yang dihimpun Ikappi menyebutkan bahwa dalam satu pekan terakhir lonjakan paparan virus SARS-CoV-2 terus terjadi. Muhammad mengatakan, hal itu seiring dengan masifnya pelaksanaan tes cepat dan uji usap yang ada di pasar tradisional di seluruh Indonesia.

Dia mengungkapkan, sebanyak 37 pedagang pasar diketahui telah meninggal dunia akibat virus tersebut. Dia melanjutkan, sebabnya Ikappi terus aktif dalam menyosialisasikan protokol kesehatan di pasar sambil melakukan edukasi atas bahaya Covid-19 dengan bahasa pedagang.

Muhammad mengungkapkan, ditutupnya ratusan pasar itu merupakan kerugian berat bagi pedagang. Dia melanjutkan, hal tersebut membuat operasional pasar berhenti yang berujung pada mandeknya perekonomian daerah.

Menurutnya, jika hal itu terus terjadi maka akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang cukup sulit di daerah. Dia mengatakan, Ikappi mendorong semua pihak, lembaga dan elemen untuk bergotong royong membangun pasar yang aman dan sehat sehingga ekonomi bisa tumbuh serta bangkit seperti sediakala.

Dia meminta pengelola pasar dan pemerintah daerah atau BPBD melakukan penyemprotan desinfektan paling tidak dua kali dalam satu pekan saat jam operasional pasar berhenti. Dia mengatakan, hal itu dilakukan agar sterilisasi di pasar bisa dijaga dan isolasi terhadap pasar bisa dihindari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement