REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Perusahaan bioteknologi yang bermarkas di Jerman, BioNTech, pada Senin mengumumkan bahwa ada banyak kemajuan dalam pengembangan vaksin Covid-19 bersama perusahaan obat Amerika Serikat, Pfizer.
Hasil awal dirilis oleh perusahaan dan sedang dalam ulasan sejawat ilmiah untuk publikasi. Menurut data awal, vaksin menghasilkan antibodi serta tanggapan sel-T pada tingkat dosis yang sangat rendah.
"Sangat menggembirakan bahwa data [calon vaksin] BNT162b1 dari kelompok studi Jerman sangat sejalan dengan apa yang telah kita lihat dalam kelompok studi AS," kata Dr. Ozlem Tureci, salah satu pendiri BioNTech.
Tureci menambahkan bahwa generasi antibodi dan respons sel-T akan penting bagi kelanjutan vaksin.
"Ini hasil sementara dari studi Jerman, dikombinasikan dengan data awal dari studi AS, menyoroti potensi pendekatan vaksin berbasis mRNA dan mewakili langkah maju yang penting dalam upaya pengembangan kami untuk program BNT162," kata Kathrin U. Jansen, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Pfizer.
Pada 1 Juli, kedua perusahaan itu mengumumkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan antibodi yang lebih kuat daripada rata-rata pasien Covid-19 yang pulih dalam uji coba di AS.
Langkah selanjutnya adalah bagi perusahaan untuk menentukan tingkat dosis dan memilih di antara banyak calon vaksin, sebelum maju ke uji keamanan dan kemanjuran global yang bisa melibatkan hingga 30.000 peserta yang sehat.
Uji coba yang lebih besar ini diperkirakan akan dimulai pada akhir Juli 2020 jika persetujuan pengaturan diterima.
Sejak diidentifikasi di China pada Desember lalu, virus korona telah menyebar ke sedikitnya 188 negara dan wilayah. Pandemi Covid-19 telah merenggut lebih dari 609.000 nyawa dari 14,6 juta kasus yang dikonfirmasi yang di seluruh dunia.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University, lebih dari delapan juta orang sudah dinyatakan pulih dari penyakit ini.