REPUBLIKA.CO.ID, Langit Jakarta pada Selasa (21/7) pagi terlihat cerah. Sinar matahari pukul 07.00 WIB di Pantai Indah Kapuk (PIK) terasa lebih menyengat. Namun embusan angin terasa lebih segar dibanding di pusat kota. Hamparan laut sudah jelas terlihat dari atas jembatan Pantai Indah Kapuk (PIK) 1, Jakarta Utara.
Kesejukan angin laut pagi dan suasana PIK yang sepi dari lalu lalang kendaraan bermotor, dimanfaatkan orang untuk berolahraga. Pesepeda, pejalan kaki, dan orang yang berlari santai terlihat hilir mudik meski bukan akhir pekan. Mayoritas dari mereka merupakan lansia dan bapak-bapak yang sudah berkeluarga. Namun tak sedikit pula anak-anak dan remaja sekolah menengah.
Pemandangan yang tak lazim terlihat. Pos satpam berdiri di tengah jalan menuju jembatan penghubung ke PIK 2. Portal dari pagar besi dan separator plastik berjejer di samping pos tersebut. Tiga orang Satuan Pengamanan (Satpam) memeriksa dengan teliti setiap orang yang hendak masuk. Banyak pesepeda putar balik tak diperbolehkan lewat, namun ada juga pesepeda yang boleh masuk seperti mobil dan sepeda motor orang proyek.
"Enggak boleh masuk, harus punya akses," keluh pesepeda yang dipaksa putar balik.
Pepohonan yang belum lebat menambah suasana panas semakin terasa. Namun hal ini tak menyurutkan niat Bambang Adinegoro (32 tahun) untuk bersepeda. Setiap pagi sebelum bekerja, Bambang biasa bersepeda di kawasan PIK 1 hingga pinggir Pantai Kita. Beberapa hari terakhir Bambang tidak bisa naik ke atas jembatan penghubung ke PIK 2 karena ditutup.
Bambang menceritakan sebelumnya orang bisa naik dan bersepeda di atas jembatan. Sehingga dirinya bisa melihat keindahan pantai dengan lebih luas. Namun kini jembatan ditutup, lanjut Bambang, karena berbahaya, banyak keluar masuk kendaraan proyek. Meski kini tak bisa naik ke jembatan, dia tak kehabisan tempat untuk bersepeda.
"Akhirnya saya sepedaan di bawah jembatan, di sini (di jalan pinggir sungai). Tetapi masih bisa melihat-lihat proyek reklamasi, kapal-kapal mangkrak, sama laut, meski pemandangannya tak sebagus dari atas (jembatan)," tutur Bambang.
Bambang mengeluhkan penutupan jembatan penghubung ke PIK 2. Menurutnya hal itu membatasi ruang gerak masyarakat yang sedang hobi berolahraga terutama bersepeda. Seharusnya pengelola membukanya kembali. Sehingga para pesepeda bisa naik ke jembatan lagi. "Jangan sampai orang jadi malas sepedaan lagi karena jembatannya ditutup, kan?," kata dia.
Lain dengan Bambang, Faiz Faisal bisa naik ke jembatan bersama enam orang temannya. Menurutnya ia memiliki izin dan akses naik ke jembatan yang didapat dari pengelola PIK. Untuk mendapatkannya, Faiz tidak tahu karena ia hanya ikut rombongan.
"Saya tidak tahu karena teman saya yang urus. Saya ikut aja," katanya saat ditemui usai turun dari jembatan dan beristirahat di bawahnya.
Menurut Faiz, bersepeda menaiki jembatan lebih menantang karena jalanan naik turun. Sehingga ketahanan fisik bisa lebih meningkat. "Enak, keringat lebih banyak keluar, seru juga bisa lihat laut dari atas," kenang Faiz.
Sementara, satpam di jembatan penghubung PIK 2, Pyan Anggara mengatakan jembatan tidak ditutup, hanya dibatasi aksesnya. Bagi pesepeda yang mempunyai izin dan akses dipersilahkan masuk. Pembatasan ini terjadi karena masih berjalannya proyek, sehingga berbahaya bagi pesepeda. Nantinya jika proyek sudah selesai, jembatan akan dibuka.
"Kayak jembatan di depan (PIK 1) dulu kan ditutup dulu, sekarang dibuka," kata Pyan, di sela-sela tugas.
Pyan melanjutkan adanya informasi yang beredar bahwa melewati jembatan harus menggunakan paspor itu hoax atau kabar bohong. Pengunjung yang ingin naik ke jembatan hanya perlu mengantongi izin dari pengelola atau memiliki VIP akses yang bisa diajukan di kantor marketing gallery.
Ia bersama satpam lain hanya menjalankan tugas dan kewajibannya untuk memeriksa setiap pengunjung yang akan memasuki kawasan proyek. Mobil maupun motor yang boleh masuk juga merupakan para pekerja proyek.
Bagi pesepeda yang boleh masuk juga harus memenuhi aturan di antaranya bersepeda pagi dari pukul 06.00-09.00 WIB dan sore pukul 16.00-17.30 WIB. Kawasan juga tidak diperuntukkan untuk berlatih sepeda, hanya profesional dengan mengenakan pelindung lengkap. Anak di bawah 12 tahun juga tidak boleh bersepada di kawasan PIK 2. Pengunjung yang bersepeda juga tidak diperbolehkan masuk ke area PIK 2 dan hanya sampai jembatan penghubung.