Rabu 22 Jul 2020 16:35 WIB

Bank DBS Fasilitasi Pinjaman Rp 2,9 Triliun ke Chandra Asri

Fasilitas pinjaman ini dalam bentuk trade financing dan revolving credit facility.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Logo Bank DBS.
Foto: Reuters/Tim Chong
Logo Bank DBS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank DBS Indonesia memberikan pinjaman pembiayaan senilai 195 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,9 triliun ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk atau Chandra Asri. Pinjaman tersebut diberikan untuk mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan dalam bentuk trade financing dan revolving credit facility (RCF).

Chandra Asri merupakan produsen petrokimia yang terintegrasi terbesar di Indonesia dan mengoperasikan satu-satunya naphtha cracker di Tanah Air. Perusahaan ini memproduksi olefin (etilena, propilena), pygas dan campuran C4, serta poliolefin (polietilena dan polipropilena).

Baca Juga

Emiten dengan kode saham TPIA tersebut telah menjadi nasabah korporasi Bank DBS sejak 2005 dengan memberikan berbagai layanan perbankan seperti manajemen kas, fasilitas perdagangan, treasury, pasar modal utang, hingga pinjaman.

Corporate Banking Director Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, permintaan domestik untuk produk Chandra Asri tetap tinggi karena merupakan salah satu produsen bahan baku peralatan medis seperti masker dan alat pelindung diri (APD). Chandra Asri pun masih harus mengoperasikan pabrik secara normal agar dapat memenuhi permintaan domestik.

"Penyaluran pinjaman dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi melalui platform digital DBS IDEAL dan DBS RAPID," ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (22/7).

Dengan DBS Real Time Application Programming Interface (RAPID), Chandra Asri dapat mengurangi waktu pemrosesan pengiriman uang serta mendigitalisasi proses cash management. Adapun pemberian pinjaman tersebut merupakan dukungan perusahaan kepada Chandra Asri sebagai nasabah korporasi jangka panjang.

Tidak hanya itu, sejak Mei lalu Chandra Asri telah menggunakan layanan perbankan korporasi digital perseroan yakni DBS RAPID (Real Time Application Programming Interface) yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keuangan nasabah.

"Khususnya masa sulit seperti ini melalui digitalisasi proses transaksi perbankan agar dapat tetap mengedepankan aspek keberlanjutan atau sustainability dalam menjalankan operasional bisnis," ucapnya.

Adapun DBS RAPID terdiri dari tiga pilar mendasar yaitu Digitalisasi, Kecepatan, dan Inter-konektivitas. Ketiga pilar ini memberikan pengalaman integrasi tanpa hambatan antara bank dan sistem di dalam perusahaan nasabah yang memungkinkan pemrosesan pembayaran, piutang, pencarian informasi tentang alur kerja bisnis nasabah, dan memfasilitasi transaksi bisnis jaringan (ekosistem) nasabah secara real time.

Sementara, Direktur Keuangan Chandra Asri Andre Khor menambahkan, pihaknya berkomitmen penuh untuk terus menjadi penopang pertumbuhan industri hilir petrokimia.

"Dengan DBS untuk menerapkan sistem RAPID sebagai bagian dari Program Transformasi Digital kami, untuk terus mengalami kemajuan dan melayani pemangku kepentingan kami dengan lebih baik dengan efisiensi, inovasi, dan teknologi," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement