Kamis 23 Jul 2020 11:10 WIB

Orang Tua Harus Konsisten Batasi Screen Time Anak

Anak-anak harus tetap aktif meski di rumah saja saat pandemi.

Seorang anak memainkan gawai sebelum tidur (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Seorang anak memainkan gawai sebelum tidur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini diperingati dengan suasana berbeda. Adanya pandemi memaksa anak-anak harus berada di rumah.

Anak-anak menjadi kurang kesempatan untuk bermain dan belajar secara bebas, kurang dapat bersosialisasi bersama teman-temannya. Di sisi lain, mereka menerima beban aktivitas sekolah dari rumah secara daring sehingga lebih banyak memainkan gawai.

Baca Juga

Dokter spesialis anak RSUI, Annisa Rahmania Yulman mengingatkan orang tua tetap harus membatasi screen time anak dan membuat mereka tetap aktif selama masa adaptasi dan pandemi ini.

"Penggunaan gadget harus bijak walaupun sekolah pun juga menggunakan gadget. Orang tua harus mempunyai dalih dan strategi untuk mengatur screen time anak,” kata dia dalam siaran pers RSUI, ditulis Kamis (23/7).

Dia mengatakan, waktu maksimal paparan layar untuk anak 0-1 tahun nol artinya tidak boleh ada screen time pada anak di usia itu. Sedangkan untuk anak di atas usia 1-2 tahun, orang dewasa harus selalu mendampingi anak-anak dalam memanfaatkan gawainya.

Orang tua juga harus memahami beberapa tanda-tanda anak yang adiksi gawai seperti anak sulit konsentrasi, mudah tantrum, dan sejenisnya.

Annisa mengatakan, walaupun anak di rumah saja, mereka juga tetap harus aktif bergerak untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan mereka berlangsung dengan optimal.

"Sedentary lifestyle harus dihindari, harus istirahat cukup dan walaupun di rumah aja," kata dia.

Dalam sehari, anak usia 0-1 tahun dianjurkan melakukan minimal selama 30 menit aktivitas fisik dan 180 menit anak umur 1-4 tahun. Tentunya, intensitas beratnya aktivitas untuk anak usia 1-2 tahun dan 3-4 tahun berbeda.

Mila Sri Wardani dari bagian pediatrik RSUI mengatakan, pergerakan anak mencakup motorik kasar dan motorik halus tetap harus terpenuhi selama masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru saat ini. Orang tua perlu menciptakan permainan yang menyenangkan dan mempertimbangkan pergerakan motoriknya.

Menurut dia, anak-anak yang masa pandemi banyak kehilangan waktu bermain di luar rumah, perlu dibantu untuk bermain di dalam rumah. Orang dewasa perlu meningkatkan kreativitasnya sehingga walaupun anak terpaksa bermain dalam rumah, tidak mengalami kebosanan.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement