Rabu 24 Jul 2024 10:54 WIB

Jalin Ajak Anak-Anak Disabilitas Mengunjungi Museum BI

Mereka diajak mengenal sejarah sistem pembayaran di Indonesia hingga sampai sekarang.

Jalin mengajak anak-anak disabilitas dari sekolah luar biasa di Jakarta mengunjungi Museum Bank Indonesia.
Foto: Republika.co.id
Jalin mengajak anak-anak disabilitas dari sekolah luar biasa di Jakarta mengunjungi Museum Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Anak Nasional (HAN), PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) mengadakan acara bertajuk 'Petualangan Inklusi di Museum BI' yang bertujuan meningkatkan literasi keuangan. Kegiatan tersebut diikuti anak-anak penyandang disabilitas dari Teman Tuli.

Jalin mengajak anak-anak dari sekolah luar biasa (SLB) di DKI Jakarta untuk mengunjungi dan mengelilingi Museum Bank Indonesia. Mereka diajak mengenal sejarah sistem pembayaran di Indonesia hingga sampai tahap sekarang tercipta sistem pembayaran digital.

Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands, Wendy Kusumowidagdo mengapresiasi inisiatif Jalin dengan dukungan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) yang menyelenggarakan acara peningkatan literasi keuangan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Menurut dia, edukasi dan literasi keuangan yang inklusif sangat penting untuk memastikan Teman Tuli dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan ekonomi digital.

Melalui acara tersebut, Wndy berharap, Teman Tuli dapat lebih waspada dan terlindungi saat menggunakan layanan sistem pembayaran digital. "Teman Tuli, seperti kelompok rentan lainnya, sering menghadapi tantangan lebih besar dalam memahami dan mengakses layanan keuangan digital. Oleh karena itu, acara seperti ini sangat penting untuk memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan," ujar Wendy di Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Direktur Komersial Jalin, Eko Dedi Rukminto menekankan pentingnya mempersiapkan semua anak tidak terkecuali dengan literasi keuangan digital yang memadai. "Kita tidak ingin generasi emas ini mengalami kesulitan atau bahkan menjadi korban fraud saat menggunakan layanan sistem pembayaran digital. Kepercayaan terhadap sistem ini harus terus diperkuat melalui literasi yang baik dan konsisten," ujar Eko.

Head of Product & Technology ASPI, Tata Martadinata menjelaskan, meningkatkan keamanan dan trust dalam penggunaan sistem pembayaran digital adalah tanggung jawab bersama. ASPI terus berupaya untuk memberikan edukasi yang menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat, mengenai pentingnya memahami dan menggunakan sistem pembayaran digital dengan aman.

"Ini sangat penting mengingat tren transaksi pembayaran yang semakin beralih ke metode digital, salah satunya akseptasi penggunaan QRIS yang terus meningkat. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa meminimalisasi risiko penipuan dan fraud yang bisa merugikan, terutama bagi anak-anak yang menjadi bagian dari cashless society," ujar Tata.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement