REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--PT Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dalam waktu dekat akan melakukan uji klinis fase III calon vaksin virus corona jenis baru (COVID-19) yang telah didatangkan dari Tiongkok akhir pekan kemarin. Rencananya awal Agustus uji klinis ini dimulai.
Pengujian tersebut, akan melibatkan 1.620 relawan. Karena ini merupakan uji vaksin, maka relawan yang berkontribusi akan diasuransikan selama masa pengujian.
Menurut Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Dr Eddy Fadlyana, perusahaan yang akan menjadi pihak pemberi asuransi adalah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (Bumida). Melalui perusahaan ini, relawan yang ikut serta akan mendapatkan jamian kesehatan.
"Jadi semua jenis penyakit ringan sampai berat selama periode penelitian," ujar Eddy, Kamis (23/7).
Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Dr Kusnandi Rusmil mengatakan, para relawan akan dipantau setiap hari oleh tim setelah mendapatkan suntikan vaksin maupun placebo.
"Terus kami pantau ketat, tiga hari, lima hari, 14 hari, dan seterusnya. Kalau dia sakit, apakah gejala dari vaksin itu atau tidak. Nanti dia periksa ke dokter lain, saya yang akan tanya ke dokter itu lebih dalam," katanya.
Menurutnya, sampai saat ini banyak warga yang mengajukan diri untuk menjadi relawan uji klinis tahap tiga vaksin tersebut seperti pegawai serta para dokter dari salah satu rumah sakit di Jakarta.
"Namun saya tolak, itu pegawai rumah sakit sama dokternya. Karena mereka tidak tinggal di Bandung, susah kita mengawasinya. Yang mendaftar juga sudah banyak yang ingin ikut, tapi kan kita belum mulai, nanti awal Agustus," paparnya.
Calon relawan dalam pengujian ini, kata dia, akan diambil dengan rentang usia 18-59 tahun di mana usia ini dianggap masih produktif. Kemudian relawan juga akan dicek kesehatan agar dipastikan kondisi tubuhnya tidak sakit atau bahkan pernah maupun sedang terpapar virus corona.
Masyarakat umum pun bisa ikut serta jika memang tertarik menjadi relawan. Nantinya, setelah mendapat izin kami akan memberikan selebaran atau penyuluhan langsung. Masyarakat bisa menghubungi langsung.
Selain Indonesia dan Tiongkok, kata Kusnandi, terdapat sejumlah negara lain yang juga ikut melakukan uji klinis fase III vaksin ini. Di antaranya adalah Bangladesh, India, Cili, dan beberapa negara di Afrika, serta Amerika Selatan.
Nantinya, kata dia, hasil uji klinis semua negara tersebut digabungkan dalam satu data. Ketika hasilnya bagus barulah vaksin ini diregistrasikan agar bisa dijualbelikan secara umum kepada masyarakat.
"Jadi kalau hasilnya bagus dari negara-negara ini baru bisa dijual atau digunakan semua orang," katanya.