REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki memperingatkan Mesir tentang ancamannya mengerahkan pasukannya untuk berperang di Libya. Menurut Ankara, langkah tersebut kontraproduktif dan berbahaya.
"Pengumuman baru-baru ini oleh Pemerintah Mesir dan parlemen memberi perintah mandat, atau izin, untuk mengirim pasukan Mesir ke Libya sangat kontraproduktif. Ini akan menjadi petualangan militer yang berbahaya bagi Mesir," kata juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin dalam diskusi virtual yang diselenggarakan European Policy Centre pada Kamis (23/7), dikutip laman BNN Bloomberg.
Pada Senin (20/7) lalu, parlemen Mesir telah menyetujui permintaan Presiden Abdul Fattah al-Sisi untuk mengirim pasukan ke Libya. Hal itu akan secara langsung membuat Mesir berhadapan dengan Turki. Sebab kedua negara itu mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik sipil Libya.
Turki mendukung Government of National Accord (GNA), yakni pemerintahan Libya yang diakui PBB. Sementara Mesir menyokong Libyan National Army (LNA) yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar. Pada Kamis pekan lalu Sisi menyatakan negaranya dapat mempersenjatai suku-suku di Libya untuk melawan pemerintah yang diakui secara internasional.