REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) mengimbau tokoh-tokoh agama atau para dai memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai sarana dakwah di tengah pandemi Covid-19. Dalam dakwah yang dilakukan itu, dai juga harus menyisipkan pesan-pesan pencegahan penyebaran wabah Covid-19.
"Para ulama dan tokoh agama bisa memaksimalkan penggunaan media-media sosial seperti Youtube, Facebook, Twitter, dan Instagram untuk menyampaikan dakwah-dakwahnya, dan menyisipkan pesan-pesan pencegahan penyebaran Covid-19," ujar Sekretaris Jenderal Ikadi Ahmad Kusyairi Suhail, kepada Republika.co.id, Kamis (23/7).
Dia juga menyampaikan, pemerintah pusat dan daerah perlu lebih proaktif bersinergi dengan para ulama atau tokoh agama dalam mencegah penyebaran Covid-19. Di antaranya dengan memasukkan ulama atau tokoh agama dalam Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19, sebagai bagian dari sinergi ulama dan umaro.
Hal lain yang harus diperhatikan pemerintah, terang Kusyairi, yaitu memberi bantuan kepada para tokoh agama. Sebab, dia mengakui ada beberapa dai yang keadaan ekonominya ikut terimbas pandemi Covid-19.
"Sebagian ulama atau tokoh agama, di pusat maupun daerah, ada yang terdampak karena Covid-19, pemerintah perlu memberi perhatian dengan memberi bantuan kepada mereka, agar mereka bisa memainkan peran lebih maksimal. Sebab, bagaimana seseorang bisa berperang, kalau tidak memiliki amunisi?" ujarnya.
Menurut Kusyairi, media-media pemerintah dan swasta juga perlu memberikan tempat kepada ulama atau tokoh agama untuk menyampaikan nasihat dan dakwah-dakwahnya. "Para ulama mengajak masyarakat mendekatkan diri kepada Allah di tengah ujian berat ini, dengan memperbanyak ibadah, zikir dan doa. Semoga Allah ta'ala cepat mengangkat virus corona dari negeri kita sehingga kehidupan kembali berjalan normal," kata dia.