REPUBLIKA.CO.ID, Ulama legendaris Tanah Air, Buya Hamka, mengungkapkan, pertanyaan tentang Yang Mahaada itu sama purbanya dengan ketika manusia mendiami bumi. Kesan pertama tentang-Nya merata pada segenap manusia.
Dia tumbuh berbarengan dengan berjalannya akal. Dia mengetuk-ngetuk pintu sanubari tentang sesuatu kekuatan tersembunyi di latar alam yang tampak ini.
Karena itu, manusia melakukan pemujaan kepada benda-benda yang tinggi. Semasa manusia hidup di gua, mereka menyembah rimba, kayu, hingga batu.
Mereka pun menyembah gunung. Setelah berpindah dari gua satu ke gua lainnya, mereka mulai menyembah air yang mengalir. Mereka juga menyembah makhluk di dalamnya, semacam ikan. Pada masa perburuan, mereka memuja binatang-binatang yang terasa berhubung dengan suku-suku.