REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah Pengurus KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), Kamis (23/7) mengunjungi kantor BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Jakarta. Kedatangan pengurus KNPI yang dipimpin Sekjen KNPI Addin Jauharudin disambut hangat Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, Wakil Kepala BPIP, Hariyono dan Sekretaris Utama BPIP, Kardjono.
Pada kesempatan itu Addin mengajak serta sejumlah pengurus yang berhimpun dalam organisasi kepemudaan, kemahasiswaan dan keagamaan. Di antaranya; Aliya Sayuti (HMI), M. Ikhsan (BM Kosgoro), Narendra Kiemas (BMI), Zieko CH. Odang (Gapura), Sahar M. Simurat (Gamki) dan Kaka Hanifa (PMII).
Dalam diskusi, Addin menyebut kehadiran BPIP sangat strategis. Kelak diharapkan menjadi payung secara kelembagaan yang mengatur ritme untuk membumikan Pancasila.
“Tugas BPIP sejalan dengan visi dan misi, kami akan berdialog dengan beberapa stakeholders seperti DPR, MPR, dan komunitas-komunitas anak kreatif. Untuk mencari permodelan yang lebih populis dalam membumikan Pancasila,” kata Addin.
Tokoh Muda NU yang aktif di PP GP Ansor ini merasa KNPI 'senafas' dengan BPIP. Sebagai wadah berhimpun seluruh organisasi kemasyarakatan pemuda yang sangat majemuk.
"Kita tahu KNPI menjadi wadah bagi berkumpulnya para pemuda, kader-kader terbaik bangsa. Bersama-sama memberikan kontribusi bagi pembangunan, kesejahteraan rakyat, serta membangun peradaban," ujar Addin.
Di depan Yudian Wahyudi, Addin mengajak Kepala BPIP itu untuk berpartisipasi dalam Forum Aspirasi Nasional. Sebuah program yang menjembatani para stakeholders untuk bisa menanamkan Pancasila ke generasi muda melalui forum aspirasi nasional.
“Contoh model populis misalnya, membuat meme, webinar, rumah milenial ataupun pertemuan anak muda. Karena milenial sebagai penduduk terbanyak, kami ingin sedari sekarang turun bersama mereka mulai mengenalkan Pancasila dan mengimplementasikan di kehidupan nyata, komunitas,” jelasnya.
Ajakan berpartisipasi dalam Forum Aspirasi Nasional langsung diiyakan oleh Yudian. Ia mendukung KNPI melakukan berbagai program terkait kepemudaan dan Pancasila. "Pintu kami terbuka bagi siapa saja. Acara itu bagus sekali. Silahkan KNPI membuat pola kerjasama demi kebaikan bangsa dan negara. Kami nanti juga akan berkoordinasi dengan lembaga lain," bilang Yudian.
Dia mengingatkan, sangat berbahaya jika anak-anak muda Indonesia tidak kenal Pancasila. Karena itu, BPIP akan terus mencari cara maupun model model agar Pancasila bisa lebih diterima oleh semua golongan.
"Jadi nanti di samping penemuan metode-metode dengan media segala macam, juga kerjasama dengan semua lapisan. Jadi kami tidak lagi berhenti di ruang ruang seminar gitu. Kami juga masuk ke desa-desa, ke semua lembaga," kata Yudian.