Sabtu 25 Jul 2020 00:36 WIB

Perhatian Dunia Tersorot ke Hagia Sophia

Hagia Sophia kembali digunakan untuk sholat setelah 86 tahun.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Dwi Murdaningsih
Orang-orang menunggu sholat Jumat pertama di Masjid  Hagia Sophia  di Istanbul, Turki, Jumat (24/7/2020).
Foto: EPA-EFE / SEDAT SUNA
Orang-orang menunggu sholat Jumat pertama di Masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Jumat (24/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, INSTANBUL -- Perhatian dunia tersorot ke Hagia Sophia. Ribuan orang berkumpul Jumat (24/7) untuk sholat pertama sejak Turki mengembalikan fungsi bekas museum ke masjid setelah 86 tahun.

Perwakilan dari banyak negara asing, terutama dari negara-negara Muslim dan Turki, turut mengikuti sholat Jumat di Hagia Sophia. Perwakilan media yang berkunjung menyiarkan acara langsung dari platform yang disiapkan untuk mereka di Sultanahmet Square tidak jauh dari Hagia Sophia.

Baca Juga

Pengguna media sosial dari seluruh dunia juga ikut berbagi pesan mereka tentang pembukaan kembali monumen bersejarah untuk tujuan ibadah dan juga membagikan tagar yang kemudian menjadi trending topic di twitter.

Afrika Selatan adalah salah satu dari negara-negara yang menyiarkan langsung acara tersebut. Di antara saluran Afrika yang menyiarkan acara tersebut adalah ITV, Salaam Media, CII International Radio 786, Voice of the Cape, Radio Islam dan Radio Al-Ansaar.

"24 Juli sangat penting bagi umat Muslim karena Masjid Hagia Sophia akan dibuka untuk beribadah kembali setelah 86 tahun,” kata Wakil kepala Yayasan Awqaf Afrika Selatan, Mickael Collier dilansir dari Daily Sabah Jumat (24/7).

Deutsche Welle Jerman (DW) juga mengatakan mimpi masa kecil Presiden Recep Tayyip Erdogan kini telah menjadi kenyataan.

Presiden Turki Erdogan memerintahkan bangunan itu untuk dibuka kembali untuk ibadah Muslim. Ini kemudian membuat marah komunitas Kristen dan semakin mempererat hubungannya dengan sekutu NATO dan tetangganya Yunani. Erdogan melanjutkan rencana itu meskipun ada protes dari AS dan Rusia dan kecaman oleh Prancis dan Paus Francis.

Turki telah menolak kritik internasional sebagai pelanggaran kedaulatan dan intervensi dalam urusan dalam negeri. Mereka tetap memastikan bahwa wisatawan masih akan dapat mengunjungi masjid dan melihat mosaik.

Gereja di Yunani perintahkan hari berkabung

Di tengah gempitanya penyambutan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah, para pemimpin gereja ortodoks di Yunani dan AS, dijadwalkan untuk memperingati 'hari berkabung' atas terlaksananya ibadah pertama tersebut di Hagia Sophia.

Di New York, Keuskupan Agung Yunani Ortodoks Yunani menyebutkan momen tersebut sebagai penyelewengan budaya dan spiritual dan pelanggaran terhadap semua standar kerukunan beragama untuk saling menghormati. Ia juga meminta umat untuk merayakan satu hari "berkabung"

Uskup Agung Elpidophoros of America mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence di Washington pada hari Kamis untuk membahas keprihatinan atas pengembalian fungsi Hagia Sophia tersebut.

Gereja-gereja di sekitar Yunani disaat yang sama "berkabung" pada hari Jumat ketika umat Muslim akan melaksanakan sholat di Hagia Sophia di Istanbul untuk pertama kalinya. Mereka mengadakan protes yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok agama.

"Apa yang terjadi di (Istanbul) hari ini bukan unjuk kekuatan, namun bukti kelemahan," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis

Dia mengatakan pembalikan fungsi tersebut tidak memiliki kekuatan untuk mengurangi cahaya dari monumen warisan global. "Terutama bagi kami, Kristen Ortodoks, Hagia Sophia hari ini ada di hati kami lebih dari sebelumnya. Di sinilah jantung kami berdetak," kata Mitsotakis.

Lonceng gereja di seluruh negeri berdering di tengah hari dengan bendera setengah tiang untuk memprotes. Kepala Gereja Yunani, Uskup Agung Ieronymos, menyebutnya sebagai ‘tindakan tidak suci’ yang mencemarkan bekas katedral Kekaisaran Bizantium tersebut.

"(Hari ini) adalah hari berkabung untuk semua umat Kristen," ungkap Ieronymos.

Uskup agung mengatakan dia akan mengadakan pelayanan khusus di kota metropolis Athena pada malam hari dan menyanyikan lagu Akathist untuk menghormati Bunda Maria. Menurut tradisi Yunani, kebaktian yang sama diadakan di Hagia Sophia pada malam kejatuhan Kekaisaran Bizantium ke Ottoman pada tahun 1453.

“Hagia Sophia adalah simbol iman kita dan monumen budaya universal," jelas Ieronymos.

Kelompok-kelompok keagamaan dan nasionalis juga dijadwalkan mengadakan protes di Athena dan Thessaloniki Jumat malam. Sementara kementerian kebudayaan Yunani menyebutnya sebagai sebuah provokasi ke dunia beradab.

"Hari ini adalah hari yang sulit, sebuah bayangan menghantui kami dengan transformasi Hagia Sophia menjadi masjid - sesuatu yang benar-benar mengejutkan orang-orang Kristen di seluruh dunia dan bukan hanya orang Yunani," kata juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas dalam sebuah wawancara dengan swasta saluran Open TV.

"Kami telah memperingatkan untuk beberapa waktu hal ini akan menciptakan kesenjangan yang tidak terjembatani antara Turki dan dunia Kristen,” katanya

Sejarah dan tradisi keagamaan Kekaisaran Bizantium Kristen yang berbahasa Yunani dan Ortodoks yang dominan tetap berpengaruh di Yunani. Protes juga terjadi di tengah perselisihan yang tidak menentu antara Yunani dan Turki mengenai hak mineral di Mediterania Timur, dengan militer Yunani atas rencana survei maritim Turki di perairan yang diklaim oleh Yunani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement