REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta Besar RI untuk Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi menuturkan, selain berkomitmen menjaga kontrak pembelian 11 unit Sukhoi Su-35, pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI malah berencana membeli lebih banyak helikopter Mi-17 dari Rusia. Kemenhan saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan menambah armada helikopter serbu Mi-17.
Saat ini, TNI AD memiliki 12 unit helikopter Mi-17 yng ditempatkan di Skadron Udara 31/Amur Yudha Cakti Pusat Penerbangan AD (Puspenerbad) Landasan Utama Penerbangan Angkatan Darat (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang. Hanya saja, satu helikopter Mi-17 jatuh dan terbakar di Kendal, Jawa Tengah pada awal Juni lalu.
"Angkatan bersenjata (TNI AD) Indonesia juga menggunakan 12 helikopter Rusia Mi-17B5, dan lima unit (heli serang) Mi-35. Sebuah proposal untuk pembelian lebih lanjut helikopter Mi-17B5 saat ini sedang dalam proses di Kementerian Pertahanan Indonesia," kata Wahid dalam wawancara dengan Sputnik di Moskow, baru-baru ini.
Dia melanjutkan, baik Jakarta dan Moskow juga bekerja untuk memenuhi kesepakatan yang dibuat pada 2019, yaitu pengiriman tank buatan Rusia ke Indonesia. Pembelian tank itu nantinya untuk memperkuat Marinir yang menjadi pasukan pemukul Marinir di bawah TNI AL.
"Pada 2019, sebuah kontrak disimpulkan untuk 43 tank BMP-3F dan BT-3F. Nilai kontraknya adalah 175 juta dolar AS (Rp 2,55 triliun). Proses pelaksanaan kontrak sedang berlangsung," ucap Wahid.
Menhan RI Prabowo Subianto mengunjungi Moskow untuk menghadiri Parade Kemenangan sebagai bentuk peringatan tentara Rusia atas Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua pada 1945 yang jadwalnya diagendakan pada 24 Juni, yang seharusnya diperingati setiap 9 Mei. Acara itu diundur lantaran pandemi Covid-19.
Wahid menjelaskan, selama kunjungannya di Rusia, Prabowo mengadakan pembicaraan dengan Wamenhan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Fomin, di mana kedua pihak membahas potensi prajurit TNI mendapatkan pelatihan di bawah bimbingan tentara Rusia. Kerja sama itu direncanakan bisa direalisasikan pada tahun ini juga.
"Menteri Pertahanan (Prabow) memperjelas ketika dia bertemu dengan wakil menteri pertahanan (Rusia) pada 23 Juni, hanya sehari sebelum pawai, bahwa dia mendukung pengiriman personel militer untuk pelatihan dan pendidikan di Rusia," kata Wahid.
Pada Februari lalu, Wahid melanjutkan, sebuah proposal sedang diajukan untuk personel militer senior Indonesia yang melakukan perjalanan ke Rusia untuk diadakan pelatihan sebelum akhir tahun. Meskipun rencana tersebut terganggu akibat pandemi Covid-19.