REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Petenis Britania Andy Murray masih merasa “khawatir” melakukan perjalanan ke New York untuk mengikuti US Open di tengah pandemi COVID-19, tapi petenis yang pernah menduduki peringkat satu dunia itu mengatakan dia sedang mempersiapkan diri secara mental menghadapi turnamen Grand Slam tersebut.
Amerika Serikat memiliki jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 tertinggi di dunia dan melaporkan lebih dari 50.000 kasus setiap hari selama tujuh hari terakhir.
Turnamen US Open yang rencananya akan dimulai 31 Agustus mendatang akan digelar tanpa penonton dan penyelenggara sedang merencanakan untuk merancang protokol kesehatan yang ketat di sekitar turnamen untuk mengurangi risiko penularan virus.
"Empat atau lima pekan lalu, kami cukup skeptis tentang hal itu. Tapi secara mental pada tahap tertentu Anda harus mulai mempersiapkan dan merencanakan untuk itu," kata Murray kepada media Britania seperti dilaporkan Reuters.
"Jika itu tidak terjadi, jadwal saya untuk latihan, rehabilitasi saya, semuanya akan sedikit berbeda. Secara mental saya merencanakan hal itu tetap berlangsung,” katanya.
Murray, juara nomor tunggal Grand Slam tiga kali, kembali bermain setelah tujuh bulan istirahat karena cedera, pada bulan lalu dalam turnamen amal yang diselenggarakan oleh saudaranya Jamie.
“Masalah bagi kita adalah perjalanan, jadi kami mungkin akan sedikit khawatir ke sana. Semoga US Open dapat tetap berlangsung, tapi jika tidak, saya juga tidak masalah dengan itu," kata Murray.
"Ini tidak seperti saya katakan itu harus tetap berlangsung. Selama aman bagi pemain maka kita perlu mencoba untuk kembali ke kompetisi,” kata Murray.