Senin 27 Jul 2020 22:26 WIB

Elsya Kupas Sejarah Pemikiran Ekonomi Syariah

Elsya diadakan oleh Departemen Ilmu Ekonomi Syariah IPB University.

Dr Ali Sakti, MEc, Pengurus Pusat MES dan Peneliti Bank Indonesia.
Foto: Dok IPB University
Dr Ali Sakti, MEc, Pengurus Pusat MES dan Peneliti Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Departemen Ilmu Ekonomi Syariah IPB University bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menggelar E-Learning Ekonomi Syariah (Elsya), Rabu (22/7). Kali ini membahas Sejarah Pemikiran Ekonomi Syariah dengan menghadirkan dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Syariah, Salahuddin El Ayyubi, Lc, MA; dan Dr Ali Sakti, MEc, Pengurus Pusat MES.

Dr Ali Sakti, MEc, Pengurus Pusat MES dan Peneliti Bank Indonesia mengatakan, kontribusi pemikiran ekonomi Islam berada pada masa middle ages, antara tahun 500-1500. Menurutnya, ada satu titik fase yang hilang dari sejarah yang dikemukaan dunia Barat pada masa itu. Namun, dapat diketahui, bahwa di masa skolastikyang banyak membahas segi normatif, pemikiran yang lahir di masa itu banyak dipengaruhi oleh dunia Islam.

photo
Dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Syariah, Salahuddin El Ayyubi, Lc, MA.  (Foto: Dok IPB University)

Lebih lanjut Dr Ali menuturkan, perkembangan ilmu ekonomi Islam di dunia modern berawal dari tahun 1930-1940. Pada periode tersebut muslim mulai mempelajari kembali fiqih dan kalam secara filosofi. Fase ini dikenal sebagai masa kebangkitan. Di tahun 1950-1960, muslim mulai melakukan studi dan prinsip-prinsip Islam yang fokus pada ekonomi.

“Beranjak tahun 1970-1980, mulai berkembang khazanah keilmuan ekonomi namun dipengaruhi oleh pola pikir atau cara berlogikanya konvensional. Barulah di tahun 1990-2000 mulai berkembang Islamic Financial System, karena apa yang menjadi aplikasi pada sektor di ekonomi dan keuangan mulai terangkai,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Sementara itu, berkaitan dengan pertanian, Salahuddin El Ayyubi, Lc, MA menerangkan bahwa Islam memandang sektor pertanian sebagai kewajiban masyarakat. Islam juga memberikan apresiasi kepada petani seperti yang telah dijelaskan dalam berbagai hadist dan ayat Alquran.

Dosen IPB University itu menjelaskan, sejak dulu, ilmuwan muslim telah melahirkan dan memberikan sumbangsih pemikiran ekonomi, pertanian dan juga di  bidang keilmuan lain. Ia mencontohkan Ibnu Khaldun yang telah menghasilkan pemikiran dan analisisnya berkaitan dengan ekonomi pertanian dalam hal konsep permintaan dan penawaran, ketergantungan harga dan pemberlakuan pajak.

Mengutip penjelasan Ibnu Khaldun, sektor pertanian akan berkembang dan meningkat tatkala permintaan terhadap produk tersebut mengalami peningkatan. Harga dari sektor pertanian sangat mempengaruhi pada sektor lain. Apabila sektor pertanian hancur, maka sektor lain akan terkena imbasnya, bahkan sampai berpengaruh pada gaji militer.

“Jadi kaitannya bahwa prinsip pangan ini sangat berpengaruh pada banyak hal. Oleh karena itu sektor pertanian ini harus benar-benar diperhatikan,” kata Salahuddin.

photo
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi IPB University, Prof Dodik Ridho Nurrochmat.  (Foto: Dok IPB University)

Masih mengutip pemikiran Ibnu Khaldun, lanjut Salahudin, ketika pemerintah memberlakukan pajak yang rendah pada pendapatan yang tinggi, maka kondisi ekonomi akan berkembang. Hal itu berlaku juga sebaliknya. Apabila pajak dinaikkan, sementara para pengusaha akan sangat terbebani, konsekuensinya adalah produksi akan menurun dan akan berpengaruh pada pendapatan pajak negara.

Sementara Dr Firdaus Djaelani, wakil ketua umum II Pengurus Pusat MES mengatakan, melalui Elsya, MES hadir dengan tujuan salah satunya untuk meningkatkan literasi keuangan nasional yang masih cenderung rendah.

“Tahun 2019, index literasi keuangan nasional baru mencapai 38,03 persen, yaitu 37,72 persen konvensional dan 8,93 syariah. Sementara indeks inklusi keuangan berada di angka 76,19 persen, konvensionalnya 75,28 persen dan syariah baru 9,10 persen,” tutur Dr Firdaus.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi IPB University, Prof Dodik Ridho Nurrochmat mengatakan, ekonomi syariah saat ini telah berkembang pesat di Indonesia dibanding tahun 70-an silam. Ekonomi syariah hadir sebagai solusi permasalahan umat. Jika dilaksanakan dengan baik, akan diterima sebagai konsep dan praktik yang universal yang bisa menghadirkan manfaat bagi masyarakat dan bangsa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement