REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Anas Thahir melihat dalam beberapa pekan terakhir, penambahan jumlah positif Covid-19 sangat besar. Hingga kini jumlah positif Covid-19 di Indonesia telah melewati mencapai 100 ribu. Kondisi itu memerlukan perhatian sangat serius dari pemerintah. Salah satunya dengan meningkatkan sosialisasi lebih massif kepada masyarakat.
Di sisi lain, menurut Anas, dalam beberapa pekan terakhir pemerintah juga terkesan kurang kreatif bahkan kehabisan akal dalam menyadarkan masyarakat tentang bahaya Covid-19. Masyarakat sepertinya juga telah menganggap Covid-19 tidak berbahaya lagi. "Sehingga mereka semakin abai terhadap protokol kesehatan yang seharusnya tetap dijalankan dalam situasi new normal yang diberlakukan pemerintah," keluh Anas saat dikonfirmasi, Senin (27/7).
Di samping itu, ungkap Anas, dengan dibubarkannya gugus tugas Covid-19 dan digantikan dengan comite kebijakan Covid-19, ternyata belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Bahkan sebaliknya malah tampak ada penurunan kedisiplinan protokol kesehatan di tengah masyarakat.
Karenanya, dia mendorong, agar pemerintah tetap fokus, terus 'terjaga' dan tidak sampai lalai dalam tugas pencegahan penyebaran dan penanganan Covid-19. "Sebab jika ini terjadi dampaknya akan sangat fatal dan berbahaya, apalagi kasus positif dari hari kehari terus meningkat," tutur politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Saat ini, sambung Anas, jumlah positif Corona di indonesia menempati urutan 24 dengan jumlah kematian sebesar 4.838 yang ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan rasio kematian sebesar 4,86 persen. Anas menegaskan, angka ini terbilang tinggi dibanding rasio kematian dunia yang mencapai 4,2 persen.