REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan sedikitnya 3.985 jiwa menjadi korban banjir yang melanda 17 gampong (desa) di empat kecamatan, Aceh Selatan, Senin (27/7) malam.
"Ada 3.985 orang terdampak dari total 912 rumah atau keluarga yang jadi korban banjir yang meluas hingga 17 desa di Aceh Selatan," ucap Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi di Banda Aceh, Selasa (28/7).
3.985 jiwa tersebut, lanjutnya, ada 3.859 orang di antaranya merupakan penduduk 10 gampong di salah satu kecamatan, yakni Kota Bahagia. Kecamatan ini merupakan kawasan terparah dilanda banjir dengan kedalaman air sekitar 1,2 meter yang merendam 871 rumah warga yang umumnya dekat aliran sungai.
Ia merinci, di Desa Alur Dua Mas ada 1.171 jiwa dengan 259 unit rumah terendam banjir, Ujong Tanoh 1.341 orang dengan 237 rumah, Seuneubok Keuranji 459 jiwa dengan 117 rumah, dan Beutong 315 orang dengan 84 unit rumah tergenang banjir.
Lalu Desa Gunong Rayek 327 jiwa dengan 100 unit rumah, Jambo Keupok 106 orang dengan 40 rumah, Gunong Cut 100 jiwa dengan 34 rumah, Rambong 40 orang dengan jumlah rumah masih dalam pendataan, dan Bukit Gadeng baik jumlah penduduk maupun rumah masih didata.
Sisanya 126 jiwa dengan 41 unit rumah terdiri dari 120 jiwa dan 40 rumah di antaranya penduduk Desa Teungoh. Lalu dua desa, yakni Pulo Paya dan Ladang Rimba hanya terjadi genangan air dengan jumlah jiwa masih dalam pendataan di Kecamatan Trumon Tengah.
"Terdapat satu unit rumah rusak berat dengan jumlah enam jiwa menjadi korban terdampak banjir di Desa Siurai-urai, Kecamatan Kluet Tengah. Tiga desa lagi cuma terjadi genangan di Lawe Bulu Didi, Lawe Cimanok, dan Lawe Sawah di Kecamatan Kluet Timur," jelasnya.
"Hingga kini, air yang mengenangi 17 desa sebagian di antaranya sudah mulai surut," ujar Suwandi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat tekanan rendah dari kawasan Asia masih berpotensi menimbulkan hujan lebat yang berdampak banjir, dan longsor dalam beberapa hari ke depan bagi sejumlah wilayah di Aceh.
"Ada tekanan rendah di Asia, sehingga massa udara di Samudera Hindia itu bergerak. Sampai di Aceh, membelok. Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung hingga pekan ini," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi Sultan Iskandar Muda Aceh, Zakaria Ahmad.
Hasil analisis pihaknya berdasarkan radar cuaca setempat, ia menyatakan, wilayah barat-selatan di provinsi paling barat Indonesia merupakan daerah yang paling berpeluang dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Terutama wilayah Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Tengah di wilayah tengah, dan Aceh Tamiang di wilayah pesisir timur
"Memang kita perkirakan untuk besok, tekanan rendah dari Asia ini, sudah mulai berkurang. Cuma yang perlu kita waspadai daerah barat-selatan Aceh, karena dampaknya masih ada," katanya.