Sabtu 01 Aug 2020 15:30 WIB

Idul Adha, Rayakan Momen Berbagi di Tengah Pandemi

Di tengah pandemi, Muslim di Melbourne rayakan Idul Adha.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Idul Adha, Rayakan Momen Berbagi di Tengah Pandemi. Foto ilustrasi: Sholat idul adha di Melbourne.
Foto: Ilham Bintang
Idul Adha, Rayakan Momen Berbagi di Tengah Pandemi. Foto ilustrasi: Sholat idul adha di Melbourne.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE--Idul Adha diibaratkan sebagai festival kurban, dan menjadi agenda rutin umat Muslim seluruh negeri untuk merayakannya bersama keluarga dan kerabat. Hari raya yang akan jatuh pada Jumat (31/7), biasanya diisi dengan kegiatan berbagi hasil kurban kepada orang-orang yang membutuhkan.

Namun masa-masa pandemi memaksa sebagian besar orang untuk memikirkan kembali alternatif cara merayakan momen berbagi di hari raya Idul Adha tahun ini. Relawan di Islamic Pillars of Guidance Community Center (PGCC) di tenggara Melbourne telah datang dengan proyek yang telah diadaptasi dengan suasana saat ini.

Baca Juga

Tahun ini, komunitas tersebut memutuskan untuk membagikan hadiah hari raya, seperti beras, minyak, pembersih tangan, masker, permen dan mainan, dengan cara yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, yaitu drive-through.

"Kami pikir daripada mengadakan perayaan, yang tentu saja kami tidak bisa, kami memutuskan untuk memberikannya kembali kepada masyarakat," kata Abdullah Himimi, seorang sukarelawan di PGCC yang dikutip di ABC, Kamis (30/7).

"Mereka tidak perlu keluar dari mobil mereka. Ini benar-benar seperti drive-through restoran cepat saji. Anda tidak perlu masuk ke dalam sama sekali," tambahnya.

Hamimi mengatakan, setidaknya 150 keluarga telah mendaftar untuk menerima hadiah hari raya tahun ini, diantaranya adalah keluarga atau individu yang tidak mendapatkan bantuan pemerintah.

Dia menambahkan, dalam proyek ini, PGCC tidak hanya terfokus pada umat Muslim, namun juga menyertakan masyarakat luas, terlepas dari ras dan agamanya.

"Idul Adha adalah waktu ketika komunitas berkumpul, dan waktu untuk berbagi, berbuat baik, dan memberikan kehangatan dan kenyamanan," katanya.

"Dan drive-through Idul Adha hanyalah cara baru untuk merayakannya, tanpa menghilangkan maknanya," sambung Hamimi.

Disisi lain, komunitas Muslim Melbourne menyatakan keprihatinan mereka tentang bagaimana laporan media mengkambinghitamkan umat Muslim sebagai penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di Victoria pasca perayaan Idul Fitri akhir Mei lalu.

Dewan Islam Victoria (ICV) menegaskan bahwa mereka terus mematuhi protokol kesehatan selama perayaan. Dia juga menekankan ajaran Nabi tentang kewaspadaan terhadap suatu wabah penyakit, mengacu pada pentingnya menjaga jarak sosial. 

"Kita sangat memperhatikan dan mematuhi saran dari profesional medis dan otoritas kesehatan," kata Mohamed Mohideen, Presiden ICV.

"Nabi kita tercinta Muhammad berkata, 'Jika kamu mendengar ada wabah di suatu negeri, jangan masukkan itu; dan jika itu [wabah] mengunjungi tanah ketika kamu berada di sana, jangan keluar dari sana,'" katanya.

Mr Mohideen juga menekankan pentingnya menjaga rasa persatuan dan silaturahmi selama pandemi, karena persatuan dan berbagi adalah bagian dari aspek mendasar dari ritual haji.

"Kita harus bisa bersatu dan bekerja menuju tujuan bersama untuk saling membantu dan masyarakat Australia yang lebih luas," katanya.

"Jangkau tetanggamu. Tidak peduli agama apa yang mereka praktikkan, panggil saja atau bercakap-cakap melalui pagar, dan lihat bagaimana keadaan mereka," sambungnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement