REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Seorang ulama karismatik di Provinsi Aceh, HB (71 tahun) yang sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh karena terinfeksi Covid-19 dinyatakan sembuh. Ulama itu sudah dipulangkan ke rumahnya.
Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddindi Banda Aceh, Ahad (2/8), membenarkan informasi kesembuhan ulama tersebut. Dia menegaskan bahwa ulama terkemuka itu telah dipulangkan kembali bersama keluarganya di Kabupaten Bireuen.
"Iya benar sudah sembuh, pada Jumat (31/7) kemarin sore dipulangkan," kata Azharuddin melalui Koordinator Pelayanan Tim Penyakit Infeksi Emerging (PIE) RSUDZainoel Abidin dr Novina Rahmawati.
Dia menjelaskan, ulama Aceh itu berinisial HB itu merupakan salah satu pimpinan dayah (pesantren) di kawasan Samalanga, Kabupaten Bireuen. Pasien ini dirujuk dari Bireuen ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, Selasa (21/7) malam.
Setelah sepuluh hari menjalani perawatan medis di ruang respiratory intensive care unit (RICU) rumah sakit setempat, akhirnya pasien Covid-19 ke-151 di Aceh itu dinyatakan terbebas dari virus corona."Saat dipulangkan kondisi klinisnya membaik, baliau sudah tidak lemas lagi, dan tidak sesak nafas lagi," kata dia.
Sementara itu, ulama Aceh HB bersyukur dirinya diberi kesembuhan oleh Allah SWT, berkat doa yang tulus dari seluruh masyarakat, sehingga telah dibolehkan pulang dan melanjutkan isolasi mandiri selama 14 hari di rumahnya."Alhamdulillah atas izin dari Allah SWT dan doa yang tulus tidak henti-hentinya dari semua masyarakat, saya sudah dibolehkan pulang dari ruang isolasi RICU RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh," kata dia dalam keterangan video yang direkam oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh.
Dia menyebutkan, wabah Covid-19 itu nyata adanya. Menurut dia, apa yang dialami sejak hari pertama dirawat di rumah sakit bukan sebuah rekayasa."Gejala lemas, pusing, dan penurunan nafsu makan adalah salah satu dari gejala yang mengarahkan kepada Covid-19, pada orang diabetes seperti saya, begitulah yang dokter ahli jelaskan," kata dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, setelah dinyatakan positif Covid-19, dia langsung mengikuti anjuran dokter. Hal itu merupakan sebuah wujud ikhtiar terbaik yang harus dijalani saat kita dinyatakan positif Covid-19.
"Bukan menghindari, mencari-cari kesalahan ataupun mencari pembenaran. Hal demikian akan mengganggu kinerja dokter dan pemerintah dalam menekan angka penularan wabah ini," kata dia.
Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Aceh dan seluruh tenaga kesehatan yang telah memonitor perkembangan kesehatannya setiap saat selama dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh."Saya berpesan pandemi ini jangan dianggap remeh, protokol kesehatan jangan diabaikan. Semuanya demi kemaslahatan kita semua," katanya.