Senin 03 Aug 2020 13:34 WIB

Pelabuhan Penyeberangan di Bali Ditargetkan Selesai 2021

Pelabuhan Nusa Penida dapat menampung kapasitas satu juta penumpang per tahun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah penumpang membawa barang menuju kapal saat akan menyeberang ke Pulau Nusa Penida di Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali, Selasa (28/4). Pelabuhan Nusa Penida dapat menampung kapasitas satu juta penumpang per tahun.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah penumpang membawa barang menuju kapal saat akan menyeberang ke Pulau Nusa Penida di Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali, Selasa (28/4). Pelabuhan Nusa Penida dapat menampung kapasitas satu juta penumpang per tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster hari ini (3/8) melakukan peletakan batu pertama pembangunan dua pelabuhan penyeberangan di Bali. Kedua pelabuhan tersebut, yakni Pelabuhan Sampalan di Pulau Nusa Penida dan Pelabuhan Bias Munjul di Pulau Nusa Ceningan, Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.

"Insya Allah kedua pelabuhan ini bisa selesai dalam waktu sembilan bulan atau pertengahan tahun 2021,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Senin (3/8).

Baca Juga

Budi menjelaskan, kedua pelabuhan tersebut dibangun untuk mendukung pariwisata di Bali. Keduanya termasuk ke dalam Pelabuhan Segitiga Emas (Sanur, Nusa Penida dan Nusa Ceningan/Lembongan) yang terhubung dengan Pelabuhan Sanur di Denpasar.

Dia memastikan Kemenhub sangat mendukung bangkitnya pariwisata di Bali setelah mengalami keterpurukan akibat pandemi Covid-19. “Tentunya dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19,” tutur Budi.

Saat ini, Pelabuhan Sampalan (Nusa Penida) dapat menampung kapasitas satu juta penumpang per tahun. Jika konsep Pelabuhan Segitiga Emas sudah terealisasi, Budi mengharapkan pelabuhan penyebrangan dapat meningkatkan pertumbuhan lalu lintas di Pulau Nusa Penida serta Nusa Ceningan serta berdampak pada ekonomi warga setempat.

Sementara itu, Koster mengatakan kedua pelabuhan penyebrangan tersebut akan memudahkan aksesibilitas menuju kawasan segitiga emas. Dengan begitu, Koster menilai dapat mendorong peningkatan jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Selain itu, keberadaan pelabuhan juga dapat mendukung aktivitas keagamaan masyarakat Bali. “Ketika akan ada upacara agama rutin dimana masyarakat se-Bali itu melakukan persembahyangan yang datang dari berbagai kabupaten di Bali. Karena tidak ada pelabuhan, mereka kesusahan untuk naik ke kapal karena harus angkat-angkat kainnya sambil mengusung sesajennya dari berbagai wilayah," jelas Koster.

Pelabuhan Sampalan akan dibangun dua lantai dengan luas area kolam sembilan ribu meter persegi, kapasitas sandar 10 speedboat, dengan estimasi biaya pembangunan Rp 86,7 miliar. Sedangkan Pelabuhan Bias Munjul akan dibangun menjadi dermaga bagi speed boat dan dan kapal Roro, dengan estimasi biaya pembangunan sebesar Rp 109,6 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement