REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk perusahaan TikTok yakni ByteDance berencana untuk mendirikan kantor pusat tidak di China. Saat ini, London dikabarkan sangat potensial menjadi lokasi kantor pusat TikTok meski belum dikonfirmasi.
“ByteDance berkomitmen untuk menjadi perusahaan global. Mengingat situasi saat ini, ByteDance telah mengevaluasi kemungkinan mendirikan kantor pusat TikTok di luar Amerika Serikat (AS) untuk melayani pengguna global kami dengan lebih baik,” kata juru bicara Bytedance dikutip dari Digital Trends, Selasa (4/8).
Hal tersebut menjadi salah satu strategi ByteDance yang tengah menargetkan masuk ke Amerika Serikat (AS). Sebab, TikTok terancam dicekal di AS karena ByteDance dekat dengan China. Aplikasi TikTok dianggap akan mengganggu keamanan nasional karena induk perusahaan tersebut tunduk pada pemerintahan China dan intelijennya.
Untuk itu, ByteDance berencana mendirikan kantor pusat Global namun tidak di China. ByteDance hanya mengkonfirmasi bahwa sedang mempertimbangkan lokasi kantor pusat di luar AS.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk melarang aplikasi media sosial. Sementara presiden sekarang mendukung divestasi TikTok oleh perusahaan ByteDance ke AS, penjualan harus dilakukan dalam 45 hari ke depan atau aplikasi akan ditutup, meninggalkan TikTok jalur berbahaya ke masa depan.
Sebelumnya, penyelidikan terkait kekhawatiran keamanan aplikasi TikTok mencapai puncaknya pada Juli 2020. Saat itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk melarang aplikasi media sosial tersebut.