REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Laju inflasi DIY secara akumulatif sejak awal 2020 hingga Juli 2020 tercatat 0,72 persen (ytd) atau secara tahunan 1,83 persen (yoy). Artinya, realisasi inflasi tersebut masih berada di bawah sasaran yang sudah ditetapkan.
Rendahnya laju inflasi dikarenakan terjadinya deflasi sebesar 0,08 persen (mtm) di DIY. Hal ini disebabkan tingkat permintaan yang masih rendah selama pandemi Covid-19 di DIY.
"Realisasi inflasi tersebut masih berada di bawah sasaran yang ditetapkan yakni 3,0±1 persen (yoy)," kata Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Miyono dalam keterangan resminya, kemarin.
Capaian inflasi disebabkan oleh deflasi pada kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) dan kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices). Sementara, inflasi inti (core inflation) mengalami inflasi yang rendah.
"Inflasi pada kelompok inti ditopang oleh peningkatan harga emas perhiasan dan sepeda yang menjadi tren di tengah pandemi," ujar Miyono.
Miyono menyebut, BI memperkirakan inflasi di DIY pada 2020 akan berada di batas bawah titik tengah sasaran yang ditetapkan. Untuk itu, BI berupaya menjaga stabilitas harga pada sasaran yang ditetapkan.
"BI bersama dengan anggota TPID DIY akan meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam memantau perkembangan harga, menjaga kecukupan stok pangan, serta mengupayakan kelancaran distribusinya," kata Miyono.