REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Badan ilmiah Prancis mengatakan gelombang kedua virus corona sangat mungkin terjadi pada musim gugur atau musim dingin di negara tersebut. Prancis saat ini sedang berjuang dengan peningkatan kasus-kasus baru COVID-19 selama dua pekan terakhir.
"Prancis memiliki situasi di bawah kendali tetapi genting dengan gelombang sirkulasi virus musim panas ini. Masa depan jangka pendek pandemi ini terutama terletak di tangan penduduk," kata komite ilmiah tersebut, Selasa (4/8).
"Sangat mungkin bahwa kita akan mengalami gelombang epidemi kedua musim gugur atau musim dingin ini," kata komite.
Dilansir di France24 peraturan tentang penggunaan masker di luar ruangan di daerah yang paling terdampak di Prancis mulai berlaku pada hari Senin (3/8). Ini merupakan langkah terbaru untuk memperketat pembatasan virus corona setelah keputusan nasional bulan lalu mengharuskan orang untuk mengenakan masker di semua tempat umum dalam ruangan.
Resor pantai di sepanjang pantai Atlantik Prancis, kawasan pejalan kaki di sepanjang Sungai Loire dan pasar petani di Pegunungan Alpen adalah di antara area Prancis di mana orang sekarang diharuskan memakai masker di luar ruangan.
Orang-orang juga harus mengenakan masker di kota Nice di Prancis selatan, kata Walikota Christian Estrosi. Wajib masker juga berlaku di bulevar turis, Promenade des Anglais.
Prancis telah mengalami peningkatan dalam infeksi virus corona dan ratusan klaster baru dalam beberapa minggu terakhir. Peningkatan terjadi terutama ketika orang-orang muda berkumpul di kafe atau pesta dan keluarga bertemu untuk liburan musim panas.
Mulai hari Senin, 69 kota di wilayah Mayenne di Prancis barat telah memberlakukan peraturan masker di luar ruangan.
Prancis telah melaporkan 7.000 kasus baru dalam minggu lalu. Prancis telah mengkonfirmasi 30.265 kematian terkait virus sejak pandemi dimulai.