REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pandemi virus corona memaksa pemerintah Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menutup banyak aktivitas ekonomi. Namun, angka pengangguran di negara itu justru turun 4 persen lebih.
Walaupun angka itu tidak memperlihatkan data seutuhnya dan pengangguran diperkirakan masih akan meningkat pada bulan depan, tapi angka ini masih jauh lebih baik dibandingkan yang diperkirakan banyak orang. Data yang dirilis pada Rabu (5/8) itu disampaikan menjelang pemilihan umum yang akan digelar bulan September mendatang. Badan statistik Selandia Baru mengungkapkan angka pengangguran pada kuartal terakhir bulan Juni turun 4,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Namun, jumlah jam kerja turun 10 persen dan jumlah orang yang tidak bekerja juga meningkat. Sebab, orang yang tidak aktif mencari kerja tidak dihitung sebagai pengangguran.
Angka yang diungkapkan badan statistik Selandia Baru tidak mencerminkan berapa banyak orang yang kehilangan pekerjaan tapi tidak bisa mencari kerja lagi karena karantina wilayah atau nasional. Selain itu, skema bantuan bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaannya selama pandemi akan selesai bulan depan.